Literasi Keuangan UMKM, Sudahkah Memadai? KKN TIM II Universitas Diponegoro Kupas Tuntas Strategi Manajemen Keuangan dan Manajemen SDM
Gambar 1. Dokumentasi bersama pelaku UMKM
Waleng, Girimarto, Wonogiri (15/07/2022) – Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019, indeks literasi keuangan Indonesia menunjukkan angka 38,03%. Di samping itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan tingkat literasi keuangan pedesaan masih di angka 30%. Angka ini menunjukkan masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat. Usaha Mikro Kecil Menengah sebagai salah satu kontributor perekonomian desa menjadi fokus penting peningkatan literasi keuangan khususnya manajemen keuangan.
UMKM menjadi elemen pendukung potensi pariwisata. Hal ini pula yang terdapat di Desa Waleng. Banyak pelaku UMKM memiliki pengetahuan yang masih minim mengenai manajemen keuangan, padahal manajemen keuangan menjadi komponen penting dalam pengelolaan modal usaha. Manajemen keuangan UMKM ini dapat dimulai dari hal sederhana yaitu pemisahan antara modal usaha dengan uang pribadi. Meski sederhana, hal ini menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada keberlangsungan usaha pelaku UMKM.
Dalam menghadapi hal ini, KKN TIM II Universitas Diponegoro melaksanakan Peningkatan Literasi Keuangan dengan Edukasi Strategi Manajemen Keuangan dan Sumber Daya Manusia UMKM. Edukasi ini dilaksanakan dengan sasaran partisipan pelaku UMKM yang berjualan di sekitar area Embung Waleng sebagai ikon pariwisata desa. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 Juli 2022 di Balai Desa Waleng. Edukasi ini meliputi pengenalan akun dan beban dalam akuntansi, strategi pengelolaan modal usaha, manajemen sumber daya manusia dan pentingnya pemisahan antara modal usaha dengan uang pribadi. Kegiatan ini dimulai dengan pemahaman mengenai biaya operasional sebagai salah satu komponen keuangan usaha yang penting.
Gambar 2. Dokumentasi pemaparan materi
Gambar 3. Dokumentasi pemasangan poster
Para partisipan sangat antusias dalam kegiatan edukasi ini. Salah satu pelaku UMKM yaitu owner usaha “mampir ngombe karo koe” menyampaikan pertanyaan mengenai pencatatan pengeluaran usaha agar lebih efisien sebaiknya dilakukan harian atau bulanan pada sesi tanya jawab. Tentunya pembukuan seperti ini lebih efisien dilakukan dengan periode bulanan.
Dengan edukasi ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengelola keuangan usahanya dengan baik. Sehingga, keberlangsungan usaha dapat berjalan lancar dengan modal pengetahuan manajemen yang memadai, baik itu pengelolaan keuangan maupun pengelolaan sumber daya manusia.
Penulis : Adi Putri Nur Rohmah – Akuntansi – Fakultas Ekonomika dan Bisnis
DPL : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A
Lokasi : Desa Waleng, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri