Miris! Minim Literasi Keuangan, Mahasiswa di Tegal Gandeng Pelajar Untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan Sejak Dini
Tegal (29/7) – Tingkat inklusi keuangan masyarakat yang rendah mengerakan mahasiswa untuk mengadakan Sosialisasi Gerakan Gemar Menabung. Kegiatan sosialisasi diadakan di SD Negeri Panggung 9 Kota Tegal dengan mengajak 27 siswa kelas 6 Sekolah Dasar. Program gagasan Naura Nabila Nasution (21), Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait pentingnya tabungan dan mengatur keuangan sejak dini untuk meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memberikan edukasi dan pelatihan secara langsung tentang pengenalan dan literasi keuangan dasar kepada siswa.
Survei yang dilakukan oleh OJK tahun 2019 menunjukkan bahwa siswa pada umumnya memiliki literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk usia 15-17 tahun hanya 16%, atau jauh di bawah literasi keuangan nasional sebesar 38%. Sejalan dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk usia 15-17 tahun juga relatif rendah, yaitu sebesar 58%, atau jauh di bawah angka inklusi keuangan nasional sebesar 76%.
Pelajar juga lebih rentan secara finansial karena tidak memahami pentingnya menabung atau berinvestasi, termasuk menyiapkan dana darurat, dan mudah terpengaruh oleh tawaran investasi influencer media sosial.
Untuk lebih memahami literasi tentang keuangan, Naura menjelaskan dengan konsep 532 yaitu 50% untuk kebutuhan, 30% untuk dana darurat, dan 20% untuk tabungan. Konsep pengaturan alokasi dana pribadi ini bertujuan untuk menekan tingkat konsumtif pelajar dan agar lebih berhati-hati dalam membelanjakan barang yang kurang diperlukan.
“Jadi, tiap hari kalian bisa menyisihkan 20% uang saku yang orang tua kalian berikan. Misalnya setiap hari ibu kasih uang saku Rp5.000 jadi uang yang harus ditabung itu Rp1.000, dari seribu rupiah kalau berhasil disimpan satu tahun, sudah bisa memiliki tabungan sekitar Rp300.000,” jelas Naura.
Selain itu, siswa juga diajak untuk mengenal produk tabungan yang ada di perbankan. Produk tabungan yang disediakan oleh bank ini memiliki efektifitas lebih daripada model tabungan celengan. Hal ini dikarenakan tabungan celengan memiliki kapasitas penyimpanan yang relatif kecil dan kualitas penyimpanan yang rentan dapat merusak kondisi uang.
“Penyimpanan uang tabungan dalam bentuk celengan memang relatif gampang, kita tinggal beli celengan aja di toko. Tapi, celengan juga punya efek jangka panjang yang kurang bagus untuk uang tabungan kita, uang yang disimpan dalam celengan mudah lapuk karena kelembaban udara di dalam celengan.”
Tidak hanya mempertimbangkan dari segi itu, Naura juga menjelaskan bahwa semakin berkembangnya zaman kebutuhan akan uang tunai semakin sedikit. Masyarakat lebih memilih menggunakan metode cashless untuk alat pembayaran. Selain memberikan kemudahan bagi pengguna, bentuk tabungan di rekening juga lebih memberikan jaminan uang aman dan mempermudah untuk pengaturan keuangan karena terdapat riwayat transaksi yang dapat dilihat kapan dan dimana saja.