Kelurahan Mlatibaru Sering Kebanjiran, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Membuat Biopori

Whats-App-Image-2022-08-07-at-16-55-10

Foto Hasil Biopori

Mlatibaru, Semarang (31-07-2022) Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme yang terjadi di dalam tanah seperti oleh cacing, rayap, semut, dan perakaran tanaman. Biopori yang terbentuk akan terisi udara dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang Resapan Biopori atau biasa disebut lubang biopori merupakan metode alternatif untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Program ini dilakukan untuk meningkatkan daerah resapan air dengan menerapkan biopori pada daerah yang tingkat banjirnya cukup tinggi. Tujuan program ini adalah mewujudkan Sustainable Development Goals poin ke-13 yaitu menjadi salah satu hal yang mampu dilakukan dalam perubahan iklim di Indonesia saat ini terutama di wilayah Kelurahan Mlatibaru.

Whats-App-Image-2022-07-30-at-6-34-11-PM

Proses Pemotongan dan Pelubangan Pipa

Dalam pelaksanaan program, hal pertama yang dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan mencari referensi dari literatur mengenai program biopori, kemudian pelaksanaannya dilakukan dengan membuat lubang biopori di lingkungan kelurahan Mlatibaru. Namun, kegiatan tidak berlangsung cukup lancar, hambatan utama yang dihadapi oleh mahasiswa saat menjalankan program adalah menentukan lokasi lubang biopori. Setelah beberapa kali percobaan, mahasiswa pada akhirnya dapat menemukan lokasi biopori yang cocok dan strategis. Lokasi penanaman pipa dilakukan di daerah belakang Kantor Kelurahan Mlatibaru. Jumlah pipa yang ditanam sebanyak 2 pipa, setiap pipa memiliki panjang 1-meter dengan diameter 10 cm. Program penanaman biopori pun berhasil.

IMG-20220807-131113

Proses Penggalian Lubang

Dengan berhasilnya program penanaman biopori, diharapkan daerah yang dulunya tergenang air kini sudah tidak lagi mengalimi masalah serupa. Hujan kini sudah tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi warga Mlatibaru, mereka sudah tidak perlu khawatir jika suatu saat akan terjadi banjir kembali. Dengan adanya biopori air akan mudah terserap ke dalam tanah. Perawatan biopori pun juga terbilang mudah, sampah organik yang ada di dalam pipa hanya perlu diganti setiap satu minggu sekali, dan pipa mudah untuk dibersihkan jika ada sampah yang tersumbat di lubang-lubang pipa. Banyak warga yang berterima kasih kepada mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro karena sudah bersedia untuk mengatasi permasalahan air yang sering menggenang di daerah Kelurahan Mlatibaru. “Terima kasih banyak, karena sudah bersedia untuk membuat biopori” ucap Syallsa salah satu warga di Kelurahan Mlatibaru.

Penulis : Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Kelurahan Mlatibaru
DPL : Apip., S.E., M.Si