SERUNYA MAIN ULAR TANGGA BERSAMA IBU DAN CALON IBU! MAHASISWA KKN UNDIP LAKUKAN PERMAINAN INI UNTUK BERIKAN EDUKASI TENTANG STUNTING DENGAN CARA UNIK

Candi, Semarang (31/07/2022) – Putri Sinta Syarif, Irene Tamariska Tentu, Muhammad Arif Hidayat, Irsyad Sobari, Mahasiswa Universitas Diponegoro menyelenggarakan program Multidisiplin “Media Permainan Ular Tangga sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu dan Calon Ibu Tentang Stunting”, kepada warga Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Mahasiswa KKN TIM II Undip Melakukan Kegiatan Bermain Ular Tangga Stunting Bersama Ibu dan Calon Ibu Kelurahan Candi

PENYEBAB STUNTING
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Berdasarkan publikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta publikasi World Bank/Bank Dunia mengenai stunting pada 2017 penyebab stunting sebagai berikut:
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan/mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, MP- ASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI, serta membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistem imunologis anak terhadap makanan maupun minuman.

2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk pelayanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas. Informasi yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi sumplemen zat besi yang memadai serta masih terbatasnya akses ke layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di layanan PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini).

3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.Menurut beberapa sumber (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS), komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengan di New Delhi, India. Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal daripada di Singapura. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.

4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengedukasi ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi/ balita terkait pentingnya mencegah kejadian stunting pada anak. Rincian kegiatan ini berupa mengadakan kegiatan edukasi pencegahan stunting dengan menggunakan metode permainan ular tangga pada calon ibu dan ibu yang mempunyai anak maupun balita. Program kerjasama antar stakeholders, diantaranya Ketua PSM, Ketua FKK, dan Ketua Posyandu Kelurahan Candi.

“Permainan sangat unik saya baru ketemu permainan ular tangga yang ada ilmu tentang stunting terus anak saya juga jadi senang ke Posyandu karena ada permainan ini,” tutur Ibu Rumah Tangga RW 01, Bu Risma.

Penulis : Putri Sinta Syarif, Irene Tamariska Tentu, Muhammad Arif Hidayat, Irsyad Sobari, Universitas Diponegoro
Editor : Hendrik, A.S.
Lokasi KKN : Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang