Temukan Kasus Stunting, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Gelar Pelatihan Pembuatan MPASI Bagi Kader Posyandu Bawang Merah

IMG-6876-1

Cepogo, Boyolali (29/7) – Kekurangan gizi pada anak akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. (Departemen Kesehatan RI, 2006). Salah satu periode penting dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan seorang anak adalah pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Usia bayi mulai 6 bulan merupakan masa transisi sehingga bayi dapat mengalami gagal tumbuh atau stunting karena kualitas MPASI yang kurang baik. Seringkali masyarakat kurang memperhatikan anaknya dengan memilih membeli makanan instan daripada mengolah sendiri.

Di Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali masih ditemui bayi dengan kondisi kurang gizi. Berangkat dari hal tersebut, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2022 melaksanakan program kerja multidisiplin “Pencegahan Stunting Pada Anak dengan Optimalisasi Pemberian Asupan Gizi”. Salah satu sub program yang dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan pembuatan MPASI yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Pelatihan ini bekerja sama dengan Puskesmas Cepogo sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kader Posyandu dalam pembuatan MPASI. Diharapkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dapat disebarluaskan kepada masyarakat terutama ibu baduta.

Whats-App-Image-2022-08-11-at-13-35-22

Peserta pelatihan berjumlah 15 orang yang merupakan perwakilan Kader Posyandu Bawang Merah dari 11 Dusun di Desa Wonodoyo. Mekanisme pelaksanaan program dilakukan dengan melakukan penyuluhan seputar MPASI oleh Ahli Gizi UPT Puskesmas Kecamatan Cepogo, Nur Fajarwati, A.Md. Beliau menyebutkan pentingnya pemberian MPASI sejak bayi berusia enam bulan dengan rekomendasi pemberian MPASI menggunakan menu MPASI 4 bintang yang terdiri dari :
•Bintang 1 (karbohidrat): beras, kentang, umbi-umbian
•Bintang 2 (protein nabati): kacang-kacangan, tahu, dan tempe
•Bintang 3 (protein hewani): ayam, sapi, dan hati
•Bintang 4 (sayur dan buah) : brokoli, wortel, pisang, dan pepaya

Whats-App-Image-2022-08-11-at-13-35-37

Selanjutnya, peserta pelatihan dibagi dalam tiga kelompok. Setiap kelompok membuat satu macam MPASI dengan porsi dan tekstur yang sesuai tahapan usia anak, mulai dari 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan 12-24 bulan. Peserta pelatihan diberikan pemahaman bahwa pengenalan dan pemberian MPASI harus dilakukan secara bertahap baik tekstur maupun jumlah yang disesuaikan dengan kemampuan alat pencernaan bayi.
Program kerja ini berjalan lancar dan disambut baik oleh peserta pelatihan “Pelatihan dari mbak KKN sangat bermanfaat, kami jadi tahu cara pengolahan MPASI yang sesuai kebutuhan gizi anak. Semoga kita bisa menyalurkan ilmunya kepada ibu balita sebagai upaya pencegahan stunting” ujar Ibu Budi selaku perwakilan Kader Posyandu Bawang Merah. Antusias peserta pelatihan sangat luar biasa, terdapat beberapa kader posyandu yang tertarik untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber seputar pemenuhan gizi anak. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kreativitas Kader Posyandu mengenai pengolahan MPASI yang tepat.

Penulis : Maya Tri Hastuti
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Khairul Anam, S.Si., M.Si
Lokasi : Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali