Lahan Kian Terbatas, Mahasiswa KKN UNDIP Usung Teknologi Vertikultur Melalui Urban Farming
Bangetayu Wetan, Semarang (24/07/2022) – Hambatan yang biasa dihadapi di perkotaan, terutama di salah satu Kecamatan di Kota Semarang yakni Kecamatan Genuk, Kelurahan Bangetayu Wetan ialah keterbatasan lahan pertanian. Makin kemari, lahan pertanian di perkotaan makin sempit dikarenakan adanya pembangunan pemukiman. Salah satu cara terbaik untuk kelangsungan kegiatan pertanian di perkotaan ialah urban farming. Urban farming merupakan pemanfaatan ruang kosong menjadi lahan produktif untuk menghasilkan produk pertanian. Konsep pertanian di perkotaan ini bisa membantu masyarakat menghasilkan bahan pangan sendiri. Sehingga, salah satu keuntungannya adalah mempersingkat waktu distribusi hasil pertanian.
Salah satu yang biasa dilakukan melalui urban farming yakni teknik vertikultur. Sesuai namanya, teknik vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman menggunakan pola vertikal. Penerapan sistem ini bertujuan untuk menanggulangi isu sosial terhadap kebutuhan pangan yang meningkat, seiring berkurangnya lahan pertanian. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep bercocok tanam yang cocok untuk daerah perkotaan dengan lahan terbatas. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Pada dasarnya, perumahan warga RW 03 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang memiliki lahan pekarangan yang sempit, sehingga pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan dapat dioptimalkan dengan penanaman tanaman secara vertikultur. Tanaman yang cocok untuk tanaman vertikultur yakni tanaman hortikultur seperti buah-buahan, sayuran, dan obat-obatan.
Oleh sebab itu, Loryn Petronella (21) salah satu mahasiswa KKN TIM II 2021/2022 Universitas Diponegoro di bawah bimbingan Dosen Bapak Agus Naryoso, S. Sos., M. Si. mengusung ide untuk mengadakan sosialisasi sekaligus pelatihan vertikultur sebagai solusi bercocok tanam di lahan perkotaan yang terbatas. Tanaman yang digunakan Mahasiswa tersebut ialah tanaman cabai dan tomat dimana tanaman tersebut sangat menguntungkan bagi warga RW 03.
Program ini dilaksanakan pada Minggu, 24 Juli 2022 di rumah ketua RW 03 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang dengan (berapa) peserta yang dihadiri oleh Ibu PKK RW 03.
Pelaksanaan program ini sejalan dengan SDGs nomor 2 yakni pertanian berkelanjutan, yang dimana teknik vertikultur dalam budidaya tanaman hortikultura sayuran merupakan teknik yang cocok digunakan dalam pertanian di perkotaan yang minim lahan dan tempat.
Pembagian leaflet merupakan tahap awal dalam pelaksanaan program. Leaflet yang digunakan sebagai media perantara sosialisasi berisi tentang penjelasan vertikultur secara umum, manfaat, syarat tumbuh tanaman cabai, langkah vertikultur cabai, sama pengendalian hama penyakit dengan pestisida alami kulit bawang
Selanjutnya, pelatihan bagaimana menanam vertikultur kepada Ibu PKK dan jenis tanaman apa saja yang bisa ditanam dengan vertikultur. Terlihat antusiasme Ibu PKK dalam mendengarkan materi vertikultur serta pelatihannya.
Harapannya dengan terlaksananya program ini dapat memberikan manfaat kepada Ibu PKK RW 03 bahwa kita dapat mengubah lahan terbatas menjadi lahan pangan produktif. Pengenalan urban farming juga salah satu solusi yang selain menghasilkan komoditas petanian dilahan sempit juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat serta menghijaukan kembali wilayah RW 03.
Disamping itu, beberapa RT di RW 03, Kelurahan Bangetayu Wetan masih belum dapat mengolah bank sampah secara maksimal sehingga pada saat pembuangan sampah tidak terpilah dengan baik. Dengan adanya budidaya vertikultur menggunakan limbah botol bekas diharapkan dapat mengurangi limbah anorganik yang terbuang.
Penulis : Loryn Petronella Asraka – S1 Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
DPL: Agus Naryoso, S.Sos., M.Si.
Lokasi : Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang KKN TIM II UNDIP 2021/2022