Berdampak Fatal dan Permanen, Stunting Menjadi Fokus Utama Pencegahan Pemerintah Kota Semarang

Whats-App-Image-2022-08-12-at-5-17-11-PM

Semarang (15/07/2022) – Diketahui dari informasi Dinas Kesehatan ada sebanyak 3,1% dari balita di Kota Semarang mengidap penyakit stunting. Hal ini menjadi kecemasan besar pemerintah Kota Semarang karena berdampak pada kualitas kesehatan masyarakatnya.

Stunting merupakan keadaan perkembangan seorang anak yang tidak sesuai, bisa dilihat dari ukuran pertumbuhan tinggi badan seorang anak yang tidak berbanding lurus dengan standar WHO. Stunting bisa berdampak ke perkembangan otak, pertumbuhan fisik, dan kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah kurangnya pemenuhan gizi yang berlangsung saat masih didalam kandungan sampai umur 24 bulan.

Adanya program sosialisasi bahaya stunting ini menjadi salah satu upaya pencegahan bagi ibu hamil dalam menghadapi kemungkinan terjadinya stunting. Kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Kelompok 88 KKN Undip Tim II tahun 2022 menjadi sorotan utama karena rupanya sosialisasi stunting selalu dilaksanakan oleh Puskesmas Randusari beberapa bulan sekali. Acara yang dilaksanakan di balai RW 05 Kelurahan Randusari ini meliputi penjelasan materi stunting, pengerjaan pretest dan post test oleh ibu hamil, dan tanya jawab.

Urgensi kasus stunting harus menjadi tinjauan utama pemerintah karena ini merupakan penyakit jangka panjang dan harus dipersiapkan sejak masih dikandungan. Kegiatan penyuluhan dan pemberian makanan bergizi kepada ibu hamil patut dilakukan secara rutin, selain itu kesadaran dari para orang tua harus tinggi dalam memenuhi asupan nutrisi dan protein bayi sejak dalam kandungan.

Kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat membuka mata betapa bahayanya jika keturunan mereka terkena stunting dan juga dengan edukasi yang telah diberikan semoga bisa diterapkan dalam pelaksanaannya.
Nama : Syanigo Wahyu Asysyifa Suharno
Dosen Pembimbing : An’im Kafabih, S.E., M.E.
Lokasi KKN : Kelurahan Randusari, Semarang Selatan