Yuk, Intip Keseruan Mahasiswa KKN Melakukan Senam dan Cek Hipertensi hingga Bisa Obati Luka Bakar dengan Lendir Lidah Buaya!
Gambar 1. Senam Hipertensi di Poksila Harum Sari
Semarang (09/08/2022), hipertensi merupakan penyakit pembunuh diam-diam yang banyak dijumpai di berbagai negara, terutama di Indonesia. Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat setiap tahunnya. Hipertensi banyak dialami lansia karena faktor kemunduran fisik maupun pola gaya hidup yang tidak sehat. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan hipertensi dengan cara memberikan edukasi hipertensi, cek tekanan darah, dan memberikan contoh latihan fisik ringan, seperti senam hipertensi.
Gambar 2. Cek Tekanan Darah Tinggi pada Lansia
Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan mengendalikan angka penderita hipertensi, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro mempunyai kesempatan untuk memberikan edukasi, cek tekanan darah, dan senam hipertensi kepada para lansia di Poksila Harum Sari (RW 1) dan Poksila Melati Husada (RW 5), Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan. Kegiatan cek tekanan darah dan senam hipertensi ini dilakukan pada hari Sabtu, 16 Juli 2022 di Poksila Harum Sari. Ketika mahasiswa KKN melakukan senam hipertensi, para lansia dan kader poksila terlihat sangat antusias untuk mengikuti senam hipertensi secara bersama-sama.
Gambar 3. Edukasi Materi Hipertensi di Poksila Melati Husada
Sedangkan untuk kegiatan edukasi dan cek hipertensi dilakukan pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 di Poksila Melati Husada. Kegiatan ini diikuti sebanyak 50 lansia di setiap RW-nya. Mahasiswa memberikan edukasi hipertensi secara tatap muka dan menyebarkan leaflet yang disertai dengan kartu kontrol kesehatan kepada para lansia yang nantinya di setiap kali kunjungan program hipertensi dapat merekam data tekanan darah tinggi. Harapan dari program yang dibawakan oleh mahasiswa KKN ini adalah dapat menambah wawasan mengenai hipertensi dan menjadikan para lansia lebih waspada terhadap penyakit hipertensi karena dapat memunculkan berbagai macam komplikasi. Selain itu, diharapkan angka penderita hipertensi di Kelurahan Randusari dapat menurun.
Selanjutnya, mahasiswa KKN melakukan sosialisasi terkait salah satu contoh Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yaitu lidah buaya yang mempunyai manfaat dapat menyembuhkan luka bakar. Sering kita jumpai di lingkungan rumah tangga, banyak orang yang mengalami luka bakar seperti ketika memasak kulit terkena panci yang panas dan kulit terkena knalpot ketika berkendara. Lidah buaya juga dapat menyembuhkan luka goresan ringan, contohnya ibu-ibu yang tidak sengaja terkena sayatan pisau ketika memotong sayur. Oleh karena itu, orang tersebut dapat mengoleskan lendir lidah buaya pada luka karena mengandung zat glikoprotein dan glukomanan yang dapat mendorong terjadinya regenerasi sel, merangsang pertumbuhan kulit, dan membantu mempercepat penyembuhan luka. Jenis tanaman ini memiliki sifat antiperadangan, antivirus, dan antiseptik yang diyakini mampu untuk menyembuhkan luka.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 12 Agustus 2022 saat pertemuan ibu PKK RT 4 RW 1 di Balai Kelurahan Randusari. Mahasiswa KKN melakukan sosialisasi secara langsung/tatap muka dengan memberikan booklet sebagai bahan informasi dan memberikan bibit tanaman lidah buaya kepada ibu PKK. Tujuan dari sosialisasi ini adalah dapat memberikan pengetahuan baru bagi para ibu mengenai pemanfaatan lidah buaya yang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka. Lidah buaya ini terbukti aman, mudah didapatkan, tidak mengandung bahan kimia, dan murah.
Penulis : Tamara Gita Lorenza – 22020119130109 (Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro)
DPL: An’im Kafabih, S.E., M.E.
Lokasi : Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang