Mensukseskan #dirumahsaja Selama Pandemi, Mahasiswa UNDIP Melakukan Pelatihan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos.

Kelurahan Mangunsari, Kota Semarang (09/08/2022) – Selama masa pandemic Cocid-19, masyarakat mulai menyesuaikan semua kegiatan dengan membatasi segala kegiatan yang biasa dilakukan, salah satunya adalah bekerja dari rumah (work from home). Banyak hal yang berubah dalam pola hidup masyarakat termasuk kegemaran dalam mengisi waktu luang pada masa pandemi. Salah satu hobi atau kegemaran yang menjadi “bintang” pada masa pandemic adalah bercocok tanam. Selain dapat mengisi waktu luang pada saat work from home, bercocok tanam juga dapat menjadi salah satu cara dalam mengatasi serta mencegah virus-virus yang akan masuk ke dalam rumah.

Bercocok tanam tentunya membutuhkan pupuk untuk menghasilkan sayur atau tanaman yang subur. Mahasiswa KKN TIM II 2021/2022 Universitas Diponegoro, Laurent Dhita dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian melakukan pelatihan pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos. Beberapa pilihan sampah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos adalah kulit buah, sampah sayuran, ataupun sisa makanan yang sudah tidak dapat dikonsumsi lagi.

ee70b2ad-ff63-40df-a4ac-3ed5af034ab0

Pupuk kompos merupakan pupuk yang populer dan banyak dikembangkan belakang ini. Masyarakat tidak akan kesusahan dalam memberikan pupuk kompos karena pengaplikasiannya yang mudah. Penggunaan pupuk kompos dipercaya dapat memberikan nutrisi pada tanaman dan menambah unsur hara dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan membuat tanah menjadi menjadi lebih gembur, meningkatkan pH tanah pada tanah asam, serta dapat meningkatkan ketersediaan unsur mikro seperti Zn, Mg, Cu, Fe, dan Mo.

Pembuatan pupuk kompos mudah dan praktis. Cacah sampah rumah tangga seperti sisa buah dan sayur, serta sisa makanan dengan tanah ataupun arang sekam, kemudian masukkan kedalam kedalam wadah pengomposan seperti ember ataupun compost bag. Selanjutnya tambahkan larutan activator atau starter kompos berupa EM4 kemudian diaduk rata lalu tutup dan biarkan selama 7 – 8 minggu dengan mengaduknya setiap seminggu sekali agar aerasi atau aliran udara dalam wadah pengomposan berlangsung baik.

Diharapkan dengan adanya peltihan ini dapat diterapkan untuk budidaya dan bercocok tanam dirumah sehingga masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk mebeli pupuk kompos karena dapat membuatnya sendiri dirumah dengan mudah dan praktis serta mengurangi sampah rumah tangga.

Penulis : Laurent Dhita/Agribisnis/Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lokasi : Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang
DPL : Dra. Retno Hestiningsih, M. Kes
KKN TIM II Periode 2021/2022