Demi Bangkitkan Ekonomi Pengrajin Batik, Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Metode Ekspor yang Aman dan Mudah
Gambar: Foto bersama pemilik Batik Janoko Kembar selaku Bapak Bayan 1 Desa Pilang (Bapak Indro).
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Masaran, Sragen (13/08/2022) – Ekonomi masyarakat semakin menurun. Desa Pilang yang terletak di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen merupakan desa wisata batik yang sudah cukup terkenal. Selama pandemi, penjualan para pengrajin batik turun drastis. Alasannya karena para pengrajin hanya terpaku pada permintaan saja, contohnya adalah permintaan pasar lokal dan buyer dari perusahaan swasta. Selain itu, belum ada inisiatif pengrajin untuk melirik pasar luar negeri pasca Pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro (Undip) periode 2021/2022 yang berasal dari program studi Administrasi Bisnis bernama Muhammad Farrell Ryan Arfandi melakukan program monodisiplin terkait sosialisasi ekspor.
Program sosialisasi dilakukan mahasiswa untuk memperkenalkan sistem pembayaran letter of credit untuk ekspor. Letter of credit (L/C) biasa digunakan dalam perdagangan internasional karena menjamin pembayaran bagi eksportir. Program ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8 (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi), nomor 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), dan nomor 10 (tanpa kesenjangan).
Kegiatan ini dilaksanakan secara door to door dengan mendatangi pengrajin dalam Paguyuban Batik Jatimulyo di Dukuh Jati, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen pada Jumat dan Sabtu (29 & 30 Juli 2022). Materi yang disampaikan yaitu mengenai beberapa hal, seperti proses awal, proses pembukaan L/C, proses pengapalan, dan proses pengiriman dokumen. Materi tersebut diambil dari sumber terpercaya, seperti Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) dan karinov.co.id. Ada 15 pengrajin batik di Dukuh Jati sudah diberikan sosialisasi secara langsung serta diberikan poster yang berisikan barcode untuk mengakses modul dan video pembelajaran terkait ekspor. Beberapa kios batik yang dikunjungi antara lain adalah Batik Suci Alya, Batik Janoko Kembar, Batik Nirmala, Batik TJ Kusumo, Batik Haura, dan lain-lain.
Gambar: Output pamflet ekspor.
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Gambar: Output modul ekspor.
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Gambar: Output kumpulan video pembelajaran terkait ekspor.
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Pak Indro selaku Bayan 1 Desa Pilang merupakan salah seorang pengrajin batik dalam Paguyuban Batik Jatimulyo yang sejak lama mendirikan Batik Janoko Kembar. Ketua paguyuban Batik Jatimulyo saat ini adalah Pak Ratno yang merupakan kakak dari Pak Indro, dengan nama usahanya adalah Batik Suci Alya.
Gambar: Foto bersama pemilik Batik Suci Alya selaku Ketua Paguyuban Batik Jatimulyo (Bapak Ratno).
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Gambar: Foto bersama pemilik Batik Haura selaku Bapak RW 1 Kebayanan 1 Desa Pilang (Bapak Darto).
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Gambar: Foto bersama pemilik Batik TJ Kusumo (Bapak Tejo).
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Gambar: Foto bersama pemilik Batik Nirmala (Bapak Sartono).
Sumber: Dokumentasi pribadi.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, Pak Indro selaku Bayan 1 Desa Pilang mengucapkan terima kasih atas kegiatan yang dilakukan. Harapannya, para pengrajin dapat mempelajari ekspor dengan metode yang aman dan dapat meningkatkan pangsa pasarnya hingga ke luar negeri.
Penulis: Muhammad Farrell Ryan Arfandi
Departemen: Administrasi Bisnis
Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing: Oktavianto Eko Jati, S.Pi, M.Si
#KKNTimIIPeriode2022
#P2KKNUndip
#LPPMUndip
#Undip