STIK MANGROVE SEBUAH INOVASI PANGAN YANG DICIPTAKAN MAHASISWA UNDIP DALAM PENINGKATAN UMKM DESA DASUN
Sektor pangan terus berinovasi dalam perkembangannya seiring dengan meningkatnya tantangan ketahanan pangan di Indonesia. Desa Dasun, Lasem, Rembang merupakan salah satu desa dengan berbagai sumber daya alam termasuk ekosistem mangrove.
Ekosistem mangrove di Desa Dasun terdiri dari beragam tumbuhan, salah satu tumbuhan yang paling dominan adalah jenis mangrove atau Rhizophora dan disebut Tokte oleh Warga Dasun. Mangrove sendiri tumbuh subur di sepanjang Sungai Dasun. Keberadaannya membantu mencegah abrasi sungai oleh pembuat tambak, tempat berkembang biak ikan, udang, serta menjadi sandaran kapal nelayan.
Manfaat dari tanaman bakau bukan hanya itu, ternyata daunnya juga dapat diolah menjadi camilan yang enak dan menyehatkan berupa stik. Itulah yang coba dilakukan oleh Mahasiswa KKN Tim II UNDIP yang berkolaborasi dengan Forum Mahasiswa Rembang Semarang (FORSA). Kolaborasi ini terjadi dikarenakan Desa Mitra dari FORSA yang sejalan dengan program kerja Mahasiswa UNDIP. Mahasiswa UNDIP dan FORSA melakukan kegiatan pemberdayaan bersama ibu-ibu PKK Desa Dasun, dengan memanfaatkan daun bakau menjadi makanan yang kaya akan nutrisi tanpa meninggalkan kelezatan dan kegurihan dari stik itu sendiri. Program kerja ini diawali dengan pemaparan materi oleh Mahasiswa KKN UNDIP lalu dilanjut denganpraktek pembuatan Stik Mangrove dengan ibu-ibu PKK Desa Dasun.
Ide pembuatan Stik Mangrove sendiri disambut dengan tangan terbuka oleh Kepala Desa Dasun, Sujarwo. “Kalau memang bahan bakunya godhong tokte (bakau) itu artine sumber daya alamnya sangat mendukung. Kalau misalnya nanti bisa menjadi ekonomi, bisa menjadi cuan, ini juga menjadi satu terobosan baru,” kata Sujarwo dalam sambutannya pada pembukaan program Desa Mitra oleh FORSA Bersama Tim II KKN Undip pada Sabtu (23/7/2022) di Balai Desa Dasun.
Pada dasarnya pembuatan Stik Mangrove dengan Stik biasa sama saja dari segi bahan baku, yang membedakan yaitu adanya campuran daun mangrove yang sudah dihaluskan. Adapun cara pembuatannya yaitu pertama pengumpulan daun bakau yang tua di sepanjang Sungai Dasun. Kemudian pembersihan daun dari tulang daun dengan cara dipotong. Kemudian haluskan daun mangrove tersebut dengan blender. Langkah selanjutnya adalah merebus cairan daun bakau.
Campur bahan-bahan seperti tepung terigu, tepung tapioka, mentega, bawang putih, merica, daun bawang, baking powder, telur dan garam hingga adonan kalis. Adonan digulung tipis-tipis dan dipotong-potong menggunakan mesin khusus. Tepung ditambahkan saat mesin sedang digunakan untuk mencegah adonan menempel pada mesin. Goreng adonan berbentuk stik sampai berwarna cokelat keemasan.
Melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Dasun dapat meciptakan Value Added pada daun Mangrove yang awalnya hanya dipandang sebelah mata. Untuk menambah nilai jual yang tinggi, dapat memberi kemasan yang menarik serta rasa-rasa khas tradisional. Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan bisa berkembang menjadi industry besar yang dapat mengekspor ke seluruh Indonesia bahkan sampai luar negeri. Hal ini tentu saja akan menggerakkan roda perekonomian dan menambah pendapatan negara.
Penulis : Ismatu Maula
DPL: Dra. Dewi Rostyaningsih, Msi
Lokasi: Desa Dasun, Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang