MENGENAL RW X KELURAHAN NGALIYAN DALAM ASPEK GEOLOGI, MAHASISWA KKN UNDIP MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN BERIKAN EDUKASI DALAM UPAYA MITIGASI TANAH LONGSOR
Semarang (12/08/2022) – Kelurahan Ngaliyan, Kecamatan Ngaliyan.
Kelurahan Ngaliyan memiliki luas wilayah seluas 527.647 Ha. Secara geografis, Kelurahan Ngaliyan merupakan wilayah dataran tinggi/perbukitan yang terbagi menjadi 12 RW dan 87 RT dengan kepala keluarga yang berjumlah 4.426 keluarga.
Adapun topografi daratan yang ditemui di daerah Ngaliyan didominasi oleh dataran yang rendah (datar) dan juga bergelombang. Suhu udara rata – rata yang berkisar di antara 32°C – 34°C dan curah hujan di kisaran 200 mm/tahun. Kelurahan Ngaliyan termasuk ke dalam Formasi Damar dengan susunan litologinya berupa batupasir tufan, konglomerat, dan breksi vulkanik dengan intensitas pelapukan yang cenderung tinggi. Didukung juga dengan kondisi kelerengan di beberapa lokasi yang cenderung curam, tata guna lahan yang sedikit banyak cenderung tidak tepat, didukung pula oleh kurangnya vegetasi yang dapat menahan air untuk tidak menggerus tanah yang ada di permukaan, dan banyaknya pembangunan yang dilakukan juga dapat memicu gerakan tanah berupa longsor yang dapat terjadi di beberapa lokasi.
Peristiwa tanah longsor adalah suatu peristiwa terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material yang ditemukan dan tercampur di lokasi tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor dapat terjadi ketika air yang meresap ke tanah menambah bobot tanah dan menjadikan tanah semakin berat. Jika air tersebut menembus sampai ke bagian tanah yang impermeable (kedap air) yang berfungsi sebagai bidang gelincir, maka tanah akan menjadi licin dan material – material yang ada di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan kemudian keluar lereng.
Terdapat beberapa penyebab terjadinya tanah longsor, salah satunya adalah hujan. Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada akhir tahun karena meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang juga akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah yang besar. Hal ini mengakibatkan munculnya pori – pori atau rongga pada tanah sehingga terjadi rekahan dan retakan pada permukaan tanah. Ketika hujan, air dalam jumlah yang besar akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah akan dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya akan terjadi dan sangat intensif, sehingga kandungan air di dalam tanah menjadi semakin jenuh dalam kurun waktu yang cukup singkat. Hujan yang sangat lebat di awal musim akan menimbulkan longsor karena air akan terakumulasi di dasar lereng dan menimbulkan gerakan lateral. Namun, bila ada pohon di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air hujan akan terserap oleh tumbuhan.
Berdasarkan rangkaian informasi yang diberikan, salah satu mahasiswa KKN Undip membuat peta kerawanan longsor serta edukasi mitigasi pada daerah yang rawan longsor. Atalya Paskarana, adalah salah satu mahasiswa peserta KKN Undip dari jurusan Teknik Geologi yang membuat program kerja tersebut. Program kerja ini dinilai perlu untuk dilaksanakan karena masyarakat perlu mengetahui daerah mana saja yang berpotensi untuk longsor dan juga mengetahui langkah mitigasinya.
Hasil survei dan observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa di RW X Kelurahan Ngaliyan memiliki potensi terjadinya bencana tanah longsor. Longsor pernah terjadi beberapa kali di RT 5 Kelurahan Ngaliyan. “Dulu pernah kejadian (longsor) di RT 5, mbak, karena tempatnya juga tidak ada pepohonannya dan waktu itu hujan deras”, ujar Pak Sutiyono, Bapak Ketua RW 10 Kelurahan Bulusan. Selain itu, jika mendatangi beberapa titik di darah RT 5 didapati juga banyak perubahan ketinggian tanah di pemukiman padat warga, juga kurangnya pepohonan sebagai penahan air. Kelurahan Ngaliyan juga belum memiliki data mengenai kondisi bawah permukaan dan faktor – faktor pemicu bencana lainnya juga kurangnya pemahaman mengenai manajemen resiko bencana tanah longsor. Diharapkan nantinya warga juga paham dan mengetahui langkah-langkah mitigasi yang harus dilakukan ketika longsor terjadi.