Upayakan Psychological Well-Being, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Berikan Latihan Regulasi Emosi dan Positive Parenting

Whats-App-Image-2022-08-12-at-00-31-05-2

Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo (08/08/2022) – Pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi hingga saat ini, tidak membuat Universitas Diponegoro memberhentikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasanya dikenal dengan KKN. Berbeda dari sebelumnya, pihak Universitas Diponegoro memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih lokasi KKN yang akan diambil. Pada KKN kali ini, mahasiswa diberikan dua pilihan yaitu melakukan kegiatan KKN di Kota Semarang atau di domisili masing-masing mahasiswa. Namun, pihak Universitas lebih menyarankan mahasiswa untuk memilih domisili sebagai lokasi KKN, selain untuk pencegahan menyebarnya Covid-19, kegiatan KKN di domisili tentunya dapat membuat mahasiswa berkontribusi di daerah asalnya dan diharapkan kegiatan KKN dapat membuat daerah asal mahasiswa menjadi lebih maju.

Tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diusung oleh Universitas Diponegoro adalah “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s (Sustainable Development Goals)” dan dilaksanakan mulai dari tanggal 5 Juli sampai dengan 18 Agustus 2022. Sesuai arahan dari Universitas Diponegoro yang meminta agar mahasiswa melakukan kegiatan KKN di domisili masing-masing, maka kegiatan KKN kali ini dilakukan di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Sejalan dengan tujuan ke-3 dari SDG’s yakni memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia, maka disusunlah program tentang regulasi emosi dan positive parenting sebagai suatu upaya peningkatan psychological well-being masyarakat desa setempat.

Program kerja ini diusung oleh Patricia Octalina Galuh Kirana, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro yang memfokuskan program pada lingkup inklusi atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Program ini dilakukan di Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda yang bertempat di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda merupakan salah satu potensi yang ada di Desa Wirun, dimana sanggar ini dikhususkan untuk melayani Anak Berkebutuhan Khusus yang ada di Desa Wirun serta area Kecamatan Mojolaban.

Whats-App-Image-2022-08-12-at-00-31-32-1

Berperan sebagai orang tua dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tentunya bukanlah suatu hal yang mudah. Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak yang terlahir dengan berkebutuhan khusus tentunya memiliki caranya sendiri dalam hal pengasuhan, khususnya pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. Memberikan pengasuhan yang tepat bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah tantangan tersendiri bagi orang tua, tidak jarang ditemukan adanya orang tua yang merasa stres dan tertekan dalam hal pengasuhan Anak Berkebutuhan Khusus. Tidak hanya itu, rasa stres dan tertekan yang dialami juga dapat dipengaruhi oleh tekanan dari masyarakat yang mungkin masih memandang dengan sebelah mata Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Berkaitan dengan hal tersebut maka pemberian latihan regulasi emosi dan edukasi mengenai positive parenting dirasa penting untuk disampaikan bagi para orang tua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada di Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda, Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Whats-App-Image-2022-08-12-at-00-31-31-2

Program ini dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2022, tepatnya ketika kegiatan terapi rutin dilaksanakan di Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda. Patricia Octalina, selaku pengusung program “Hadapi Anak Berkebutuhan Khusus : Regulasi Emosi dan Positive Parenting” memberikan penjelasan kepada para orang tua Anak Berkebutuhan Khusus mengenai regulasi emosi, pengenalan emosi, pengertian positive parenting, dan apa saja kriteria pengasuhan yang termasuk dalam positive parenting. Ketika proses pelaksanaan program kerja, tidak jarang orang tua dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang menceritakan pengalamannya dalam pengasuhan ABK dan apa saja yang dirasakan oleh orang tua. Tidak hanya itu, orang tua dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga diberikan booklet yang didalamnya berisi materi serta latihan regulasi emosi dengan media jurnal kebersyukuran yang disusun oleh Patricia Octalina selaku pengusung program. Pemberian booklet dan penjelasan terkait regulasi emosi serta positive parenting bagi para orang tua ABK di Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda diharapkan dapat menunjang peningkatan psychological well-being orang tua dan pemahaman tentang positive parenting, sehingga tidak hanya orang tua saja yang dapat mencapai well-being tetapi juga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Penulis : Patricia Octalina Galuh Kirana, mahasiswa KKN Tim II Reguler Universitas Diponegoro Tahun 2022
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, MM., MA.