Mencengangkan, Mahasiswa KKN UNDIP Manfaatkan Sampah Kulit Buah sebagai Pengharum Ruangan
Dusun Plandi, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan (23/7) – Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah atau sampah baik sampah organik maupun non organik. Di Indonesia, jumlah sampah yang dihasilkan yaitu sekitar 28 juta ton/tahun dengan 70% sampah yang terbuang di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah sampah organik. Sampah organik yang berada di TPA tiap hari jumlahnya kian bertambah. Sampah ini menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan dan nantinya dapat memberi resiko terjadinya ledakan TPA, dikarenakan sampah organik menghasilkan gas metana. Peningkatan produksi sampah ini sangat mempengaruhi tren global warming yang memicu terjadinya perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Para ilmuwan menyebutkan bahwa dua senyawa kimia terbesar yang berkontribusi dalam pemanasan global adalah gas karbon dioksida (CO2) dan gas metana (CH4). Hal ini menjadi perhatian khusus dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s (Sustainable Development Goals) elemen ke 13 dengan mengusung “Climate Action” dimana berfokus pada mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Edukasi Pembuatan Ecoenzyme dilaksanakan di Dusun Plandi, Desa Pasuruhan, Mertoyudan, Magelang. Edukasi ini memanfaatkan sampah dari kulit buah dan sayuran yang dapat menjadi salah satu solusi agar sampah tidak dibuang secara cuma-cuma dan menjadi barang yang bermanfaat seperti pembuatan ecoenzyme.
Ecoenzyme merupakan produk multifungsi yang dibuat dari fermentasi sampah dapur yang segar (sisa kulit buah dan sayur), molasses (gula), dan air. Di mana ecoenzyme ini digunakan dalam aspek rumah tangga, kesehatan, agrikultur, peternakan, dll. Serta memiliki warna cokelat gelap dan aroma asam seperti halnya produk fermentasi. Ecoenzyme ini dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi sampah organik terutama sampah kulit buah dan sayur yang ada di TPA untuk menghasilkan produk yang bermanfaat seperti pembersih dapur alami, penjernih udara, pengharum ruangan, detergen, produk kesehatan, dll. Hasil dari ecoenzyme dapat digunakan untuk pribadi maupun dapat dijual ke pasaran.
Edukasi pembuatan Ecoenzyme ini dilakukan melalui dengan melakukan demonstrasi pembuatan produk berupa ecoenzyme serta media leaflet yang diberikan secara door to door ke beberapa rumah warga Dusun Plandi, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Dengan adanya program edukasi pembuatan ecoenzyme diharapkan masyarakat Dusun Plandi dapat mengolah sampah rumah tangga menjadi ecoenzyme dengan baik.
Penulis : Alivia Dewi Noor Safitri, Teknik Lingkungan, FT
Dosen Pembimbing Lapangan : Irawati, S.H., M.H
Lokasi KKN : Dusun Plandi, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan.