Edukasi Dampak Dari Bullying Kepada Siswa/i SDN Pedurungan Kidul 05 Kota Semarang

Screen-Shot-2022-08-14-at-00-09-55

Mahasiswi KKN Tim II Universitas Diponegoro Semarang melakukan sosialisasi di SDN Pedurungan Kidul 05 dengan sasaran siswa/I SDN Pedurungan Kidul 05 terkait pentingnya mengetahui bahaya bullying. Sosialisasi ini menekankan pada dampak yang akan terjadi bila bullying dilakukan dan bagaimana meminimalisir terjadinya bullying.

Pada tahun 2013 Perlindungan Anak Indonesia, KPAI menerima 3.339 kasus pelanggaran terhadap anak dan 16% pelaku adalah anak usia kurang dari 14 tahun. Jumlah ini meningkat menjadi 4.965 kasus di tahun 2014, dimana pelaku bully meningkat menjadi 26%. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah sudah tergolong tidak aman dari perilaku kekerasan.

Jenis bullying antaranya fisik, verbal dan psikologis. Contoh-contoh bullying fisik,verbal dan psikologis yang biasa dilakukan adalah antara lain memukul, menendang, membentak, meledek, mencela, memaki- maki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan didepan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah, sinis, dan menghasut teman untuk menjauhi korban.

IMG-0627

Menurut survei, bullying paling sering terjadi di sekolah, namun banyak guru di Indonesia yang menganggap bullying sebagai bukan masalah serius justru mayoritas guru di Indonesia menganggap bullying merupakan hal yang lumrah terjadi dalam interaksi antar anak saat bermain dan bagian dari proses pendewasaan seorang anak.

Dalam segi psikologis, bullying merupakan tindakan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak yang biasanya dialami oleh korban bullying adalah munculnya gangguan psikosomatik dan psikososial. Selain itu juga dapat menganggu prestasi akademis siswa dan tindakan bolos sekolah yang kronik.
Adapun dampak terhadap pelaku bullying yaitu mendapat sanksi dari orang terdekat seperti orang tua dan guru.