Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Susu kepada Anak Stunting di Kelurahan Tugurejo untuk Masa Depan Anak yang Lebih Baik
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro (KKN Undip) TIM II melaksanakan program kerja multidisiplin berupa pemberian bantuan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan susu kepada anak positif stunting yang berada di kelurahan tugurejo dilakukan dalam beberapa hari secara merata kepada anak positif stunting di kelurahan tersebut.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyatakan bahwa stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata – rata IQ anak normal.
Terlebih, stunting menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah lima tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua tahun hal ini disampaikan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, pada tahun 2017. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schmidt bahwa stunting ini merupakan masalah kurang gizi dengan periode yang cukup lama sehingga muncul gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya. Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Pencegahan stunting yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut :
1.Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Ibu yang sedang mengandung agar selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
2.Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
3.Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si KDampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
ecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
4.Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk diare terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak (Ni Kadek Widiastuti, SKM,MPH, diolah dari berbagai sumber).
Maka dari itu, Mahasiswa KKN Undip TIM II menyusun kegiatan berupa pemberian BLT dan susu kepada anak di Kelurahan Tugurejo. Pemberian BLT bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan partisipasi kelompok penerima guna merasakan manfaat untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak positif stunting, adapun latar belakang kegiatan yang dilakukan Mahasiswa KKN Undip TIM II didasari oleh banyaknya anak-anak yang positif stunting sehingga mahasiswa merasa perlu membantu melakukan pembagian BLT dan susu pada anak tersebut, adapun susu merupakan asupan yang sangat penting bagi anak-anak guna meningkatkan kebutuhan nutrisi dan sebagai sumber protein hewani pada anak anak terkena stunting. Pemberian BLT dilaksanakan bersama para anggota Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) yang memiliki peran penting dalam kegiatan ini.
Dalam program multidisiplin ini, dilakukan penyuluhan melalui poster untuk edukasi mengenai stunting kepada orang tua yang anaknya positif stunting. Dengan terlaksananya kegiatan ini, harapannya orang tua lebih sadar akan nutrisi makanan yang diberikan ke anaknya dan anak sembuh dari stunting. Hal ini berlaku juga dalam skala internasional melalui Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan tujuan yang harus dicapai oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Program ini berkaitan langsung dengan 2 poin SDG’s, yaitu poin no 2 tentang hidup tanpa kelaparan dan nomor 3 mengenai hidup yang sehat dan sejahtera.