Pemanfaatan Ember Bekas Sebagai Upaya Ketahanan Pangan di Kelurahan Bulustalan
Kegiatan Sosialisasi dan Diskusi Mengenai Budidaya Ikan Dalam Ember Bersama Anggota Kelompok Wanita Tani Dewi Sri
Semarang(26/7) Mahasiswa Tim II KKN Undip 2021/2022 Jonathan Tobing dari Program Studi Ilmu Kelautan yang dibimbing oleh Bapak Muhammad Arief Zuliyan, S.IP, LL.M melakukan kegiatan sosialisasi terkait dengan budidaya ember (Budik Danbar) sebagai solusi nutrisi masa depan untuk desa Bulustalan. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada Selasa 26 Juli 2022 oleh beberapa anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) RT03/RW03 di Desa Bulustalan di halaman rumah anggota (KWT) Dewi Sri. Kegiatan diawali dengan sosialisasi melalui pembuatan ember, alat dan bahan yang digunakan, perawatan, serta tata cara panen tanaman dan ikan. Kehadiran poster dengan materi yang bermanfaat sebagai pengingat dan panduan bagi anggota KWT Dewi Sri juga membantu dalam kegiatan sosial tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi cara menanam kangkung dan pengenalan rockwool sebagai media tanam baru.
Kegiatan selanjutnya adalah memperkenalkan teknik budidaya ember baru. Penggunaan ikan nila sebagai pengganti ikan lele dilakukan dengan adanya penambahan aerator agar ikan dapat bertahan hidup. Ikan nila pada dasarnya membutuhkan oksigen yang cukup selama proses budidaya, sehingga penggunaan aerator dapat meningkatkan suplai oksigen pada ikan nila. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan diskusi bersama dan serah terima tanaman kangkung, aerator, media tanam, serta alat dan bahan untuk menanam benih ikan nila.
Manfaat dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk mendidik dan membekali warga KWT Desa Dewi Sri Bulustalan dalam memanfaatkan sisa ember yang ada sebagai Budikdamber, mulai dari persiapan alat dan bahan, perakitan Budikdamber, perawatan yang tepat, serta penetapan waktu dan tata cara pemanenan dapat dilakukan supaya mendapatkan hasil yang lebih optimal dari Budikdamber itu sendiri.
Berdasarkan pernyataan Ibu Endang Suprapti Budiningsih, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sri, beberapa anggota KWT Dewi Sri sudah mengetahui dan mempraktekkan teknik Budikdamber. Namun, minat terhadap pertanian telah berkurang sejak pandemi Covid-19. Ember Budikdamber yang aktif digunakan hanya satu dari lima ember yang tersedia dan saat ini hanya ditanami bayam dan lele. Penggunaan lele di Budikdamber memiliki beberapa kelemahan, antara lain Sering timbul bau tidak sedap akibat kotoran sisa pakan dan sisa metabolisme ikan yang mengendap di dasar ember, serta kurangnya pengetahuan anggota KWT Dewi Sri tentang perawatan budikdamber yang baik dan benar. Oleh karena itu, diharapkan kegiatan sosialisasi ini dapat menambah pengetahuan anggota KWT Dewi Sri Desa Burustalan tentang praktik Budik Danbar.
Penulis : Jonathan Putra Lumban Tobing ( Ilmu Kelautan – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
Dosen Pembimbing Lapang : Muhammad Arief Zuliyan, S.IP., LL. M.
Lokasi : Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.