GERILYA Program Transisi Energi Baru Terbarukan Anak Bangsa

IMG-20211203-WA0015

Pelaksanaan program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) memberikan kontribusi nyata bagi percepatan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan. Hal ini kemudian selaras dengan tujuan Negara yang menargetkan bauran energi sebesar 23% di tahun 2025. Harapannya dengan mendidik beberapa mahasiswa yang aktif dan paham mengenai renewable energy dapat memberikan angin segar untuk masa depan Indonesia.

Peserta Gerilya diterjunkan langsung ke lapangan untuk melakukan team-based project (TBP) yang ditempatkan secara menyebar di 13 perusahaan yang bergerak di bidang PLTS. Selama TBP, mereka ditugaskan untuk menyelesaikan empat output, yaitu pre-FS PLTS Atap eksisting, survei ketertarikan pasar, merancang strategi bisnis, dan penyusunan proposal teknis dan komersial. Sebelum menjalankan TBP, peserta Gerilya sendiri telah mendapatkan pembekalan materi (course) PLTS dari pengajar serta didampingi mentor profesional.

Tak hanya itu, 4 orang peserta Gerilya juga mendapat pembelajaran langsung di lapangan dalam Team Based Project Gerilya melalui PJB Academy’s Innovative Learning selama 2 bulan ke depan. Disana diajarkan mengenai beberapa sub bahasan yakni O&M sistem PLTS, pengetahuan teknis HSE, cara desain PLTS, pengetahuan mengenai IK dan manual book.

Keempat peserta Gerilya tersebut adalah Adyan Pamungkas (Universitas Diponegoro), Adi Alson (PEM Akamigas Cepu), Andre Firdaus (Universitas Jenderal Soedirman) dan Muhammad Ayhan Adit Pratama (Institut Teknologi Bandung).

Berdiri sejak tahun 2015 membuat PLTS 1 MWp milik PT. PJB UP Cirata dirasa spesial dengan sistem on-grid nya yang membantu pasokan listrik PLN. Di sana terdapat beberapa jenis PLTS yang ditemui berupa jenis ground mounted, PV rooftop, dan akan dibangun PV floating system. Selain jenisnya yang beragam, desain PLTS juga dibuat berbeda-beda. Salah satu desain yang unik yang ditemukan yaitu penggunaan jenis inverter yang berbeda berupa string inverter dan central inverter. Dengan memanfaatkan dua jenis inverter ini, diharapkan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknologi dan dapat belajar terkait bagaimana memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dengan cost yang minimal.

Tentu setelah 2 bulan lamanya, para mahasiswa dapat menyelesaikan keempat output dengan baik dan satu output tambahan yakni memberikan inovasi dan rekomendasi terhadap sistem PLTS 1 MWp, mengingat pengalaman dan pengetahuan akan sistem ini sudah dirasa mudah sehingga tentu para mahasiswa dapat menganalisa kekurangan dan melakukan pembenaran. Adapun beberapa masukan dan pembetulan yang dilakukan mahasiswa kepada perusahaan yakni rekomendasi terhadap pergantian baterai, inverter, dan change over switch (COS) yang sedang dalam masa pergantian mengingat sudah 7 tahun lamanya beroperasi. Kemudian, beberapa aksi yang dilakukan mahasiswa dalam hal corrective serta adaptive maintenance diantaranya yakni pergantian blocking diode, pengukuran rutin produksi listrik, serta pergantian inverter string yang beroperasi.

Beberapa hal yang dipelajari dan dipraktikkan di PLTS milik PT. PJB UP Cirata ini secara umum dapat diterima dan dilaksankan dengan baik oleh mahasiswa, dan harapan kedepannya dapat menjadi batu loncatan yang berguna dalam pengembangan transisis energi di Indonesia.