Menerjang Dinginnya Suhu Samiran demi Terverifikasinya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

Samiran (10/08) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) merupakan pusat basis data kesejahteraan sosial bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki permasalahan atau memerlukan perlindungan kesejahteraan sosial. Dasar hukum adanya DTKS adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penanganan Fakir Miskin. Permensos Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial pada Pasal 2 Ayat 2 menyebutkan bahwa DTKS meliputi: 1) Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti fakir miskin dan anak terlantar; 2) Penerima bantuan dan pemberdayaan sosial seperti Keluarga Penerima Manfaat – Program Keluarga Harapan (KPM – PKH), Keluarga Penerima Manfaat – Program Sembako (KPM Sembako); 3) Potensi dan sumber kesejahteraan sosial seperti Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TSKK), Lembaga Kesejahteraan Sosial (kemensos.go.id).

Whats-App-Image-2022-08-16-at-9-49-12-AM-2

(Dokumentasi Pribadi/Proses Pendataan DTKS ke Rumah KPM di Samiran)

KKN TIM II Universitas Diponegoro yang diterjunkan selama 45 hari di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali memberanikan diri untuk membantu proses perbaruan data DTKS. “Kami sangat terbantu dengan adanya 10 mahasiswa KKN Unidp yang membantu proses perbaruan data DTKS di Desa Samiran,” ucap Mawardi selaku Kepala Dusun 2 dan merangkap sebagai penanggung jawab perbaruan DTKS di Desa Samiran. Mahasiswa KKN Undip di Desa Samiran awalnya mengaku kesulitan dalam memperbarui data DTKS karena harus beradaptasi dengan daerah tersebut.

Whats-App-Image-2022-08-16-at-9-49-12-AM-1

(Dokumentasi pribadi/Suasana Desa Samiran)

Perlu diketahui bahwa Desa Samiran sendiri terletak di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, serta termasuk salah satu daerah terdingin di Kabupaten Boyolali. Suhu di Desa Samiran dapat mencapai 9 derajat celcius di malam hari dan belasan derajat celcius di siang hari. Mengingat pelaksanaan program harus dilaksanakan secara door to door, mahasiswa KKN harus menerjang dinginnya Desa Samiran di waktu siang hari. “Apabila cuaca hujan atau berkabut, kami sangat kesulitan melakukan pendataan karena suhu sangatlah dingin dan harus memakai beberapa lapis pakaian agar tetap hangat,” ujar salah satu mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro yang melakukan pendataan di Desa Samiran. Hal ini merupakan pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro dengan harapan 400 data DTKS di Desa Samiran dapat diperbarui dan bermanfaat bagi masyarakat Samiran.

Penulis : Aisyah Annis Rahmawati
DPL : Dr. Khairul Anam S.Si., M.Si