Future’s Historia Magistra Vitae: Model Pembelajaran Masa Depan
Kalimat Historia Magistra Vitae mungkin sangat asing di telinga masyarakat awam. Kalimat ini sejatinya diambil dari De Oratore karya Cicero, filsuf sekaligus negarawan Romawi yang memiliki arti “Sejarah merupakan guru kehidupan”.
Sejarah sebagai suatu ilmu memang dipandang sebelah mata, suatu pelajaran membosankan yang mengharuskan kita untuk menghafal tahun dan nama tokoh. Akan tetapi bagi mereka yang mempelajari sejarah, sejatinya ilmu ini tidak hanya memberikan output sebuah kisah sejarah saja, akan tetapi dapat menumbuhkan pemikiran kritis hingga mengolah informasi secara baik dan benar. Pembelajaran sejarah di sekolah cenderung membosankan lantaran masih menggunakan paradigma lama: Teacher Centered Learning alias guru sebagai pusat pembelajaran. Secara tidak langsung warisan lama pembelajaran sejarah masih terjaga dengan baik, sangat terbelakang dengan negara-negara di Eropa yang sudah menggunakan paradigma baru sejak akhir masa perang dunia kedua.
Untuk menghindari ketertinggalan ini, maka mahasiswa Tim II KKN Undip, Fidel Satrio Hadiyanto mengadakan seminar dengan judul “Pembelajaran Sejarah Masa Depan” sebagai upaya dalam mengedukasi para siswa maupun guru sejarah di SMA Masehi I PSAK agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Seminar ini dihadiri oleh para siswa dari ketiga jenjang kelas beserta seorang guru sejarah yang merupakan satu-satunya di SMA tersebut. Sang pemateri memaparkan cara-cara baru dalam mempelajari sejarah dengan berbagai sumber, salah satunya adalah media sosial.
Di dalam media sosial sendiri terdapat banyak akun-akun sejarah seperti Cerebro Historia, Neo Historia, Inspect History, dan Hipotesa. Untuk menyegarkan pikiran para remaja ini, diadakan pula quiz kecil-kecilan dengan membandingkan pengetahuan mereka akan figure-figure terkenal seperti Jerome Polin dan Pangeran Diponegoro, serta peristiwa penting seperti Citayam Fashions Weeks dan Konferensi Meja Bundar. Secara mengejutkan banyak diantara mereka tidak mengenali tokoh-tokoh pahlawan ketimbang para figure selebgram, serta peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah.
Dengan sosialisasi ini diharapkan para siswa dapat belajar sejarah dengan menggunakan berbagai media yang ada seperti media sosial dan internet. Siswa juga nantinya akan belajar secara mandiri dalam mencari sumber-sumber pembalajarannya dengan guru sebagai fasilitator saja hingga akan terbentuk para penerus bangsa dengan pemikiran yang lebih kritis dan dapat memajukan NKRI kita yang tercinta.
Penulis: Fidel Satrio Hadiyanto
DPL: drg. Isniya Nosartika, MDSc., Sp. Perio