Lakukan Upaya Kurangi Emisi Pencemaran Udara, Mahasiswa UNDIP Inovasikan Desain Tungku Perebusan Garam Rendah Emisi
BREBES- Mahasiswa Universitas Diponegoro lakukan inovasi desain pembuatan tungku perebusan garam di Desa Kaliwlingi Brebes yang rendah emisi karbon.
Mahasiswa Universitas Diponegoro melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik pada Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes. Tema kegiatan KKN ini adalah “Upaya Pengembangan Produksi Sektor Garam Rebus”. Salah satu program kerja yang dilakukan ialah pembuatan inovasi desain tungku perebusan yang digunakan untuk memasak garam rebus. Garam rebus merupakan salah satu komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Kaliwlingi. Berbeda dengan garam umumnya, garam rebus dihasilkan oleh adanya proses pemasakan (perebusan) air tuah hingga menghasilkan kristal garam.
Tungku yang digunakan dalam proses perebusan oleh masyarakat Desa Kaliwlingi umumnya belum memiliki daya kerja yang optimal. Hal ini terjadi karena desain tungku yang digunakan memiliki keterbatasan bahan dan pengetahuan masyarakat mengenai emisi yang dikeluarkan. Proses perebusan garam dilakukan selama kurang lebih 12 jam dengan menggunakan bahan bakar kayu. Tungku yang digunakan saat ini, tidak memiliki cerobong pengeluaran asap sehingga selama hampir 12 jam para pekerja garam terpapar oleh asap yang dikeluarkan. Padahal, asap pembakaran memiliki bahaya jangka panjang maupun jangka pendek yang cukup serius. Pasalnya, kandungan zat berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida dan senyawa volatil lainnya dapat terhirup oleh manusia sehingga akan membahayakan para produsen garam rebus.
Berdasarkan keresahan yang ada, mahasiswa UNDIP Program Studi Ilmu Kelautan melakukan inovasi desain grafis pembuatan tungku rendah emisi yang dilengkapi dengan cerobong asap. Program kerja ini direalisasikan dengan tujuan untuk membentuk kesadaran produsen garam akan bahaya asap pembakaran kayu dan untuk memberikan informasi mengenai efisiensi hasil produksi. Pasalnya, tungku hasil inovasi ini dinilai memiliki daya sebar panas yang lebih merata dibandingkan tungku yang sudah digunakan sehingga akan memaksimalkan hasil garam yang diproduksi. Selain pembuatan dan sosialisasi desain tungku, mahasiswa UNDIP tersebut juga mencantumkan bahan-bahan pembuatan tungku. Bahan yang digunakan untuk membangun tungku rendah emisi tersebut antara lain batu bata tahan api, semen, pasir serta pipa besi. Desain tungku tersebut dijadikan sebagai booklet agar memudahkan apabila dikemudian hari desain tersebut akan direalisasikan.
Penulis : Armeilia Ardiva Isabella