Mahasiswa KKN-T UNDIP Melakukan Pendataan Imunisasi 18 Desa di Kecamatan Margorejo. Pendataan Secara Digital, Apakah Sudah Cukup?

Adanya pandemi Covid-19 membuat kita menjadi terbiasa kerja secara online atau lebih dikenal dengan WFO (Work From Home). Mulai dari lingkup pendidikan, perkantoran, usaha dan bisnis diharuskan bekerja secara online. Berbagai aplikasi baru mulai diciptakan baik oleh sektor privat atau publik untuk memenuhi kebutuhan ditengah masa pandemi. Kerja secara online memiliki ciri kerja yang fleksibel dan tidak kaku didukung dengan aplikasi atau platform yang digunkan. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) melalui Digital Transformation Office melakukan peluncuran sekaligus uji coba ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022.

Pelatihan Peggunaan Aplikasi Indonesia Sehat

Ketika pelaksanaan KKN-T Undip dengan Topik KEJAR dan BIAN Lokus pendataan topik kali ini dilakukan di Kecamatan Margerejo dan 18 Desa yang ada di Kecamatan Margorejo  dengan mengamati dan menghitung jumlah anak disetiap desa dan kebupaten hasil pendataan ini akan menjadi tolak ukur Dinas Kesehatan dalam mengajukan jumlah vaksin yang dibutuhkan.

Penginputan Data Imunisasi ke ASIK (Aplkasi Indonesia Sehat)

Apakah pendataan digital ini sudah bisa dikatakan cukup dalam pelaksanaannya? Dalam pelaksanaan di Desa Margorejo pendataan secara digital bukan berarti tidak terlepas dengan pendataan secara manual melainkan tetap terhubung dengan cara manual dilanjutkan pendataan digital contohnya data yang telah didapat melalui screening yang dilakukan di tempat imunisasi kemudian datanya diolah menggunakan Microsoft Excel dan diinput ke ASIK.  

Untuk beberapa petugas puskesmas sudah cukup menguasai ASIK namun hal ini tidak merata ke beberapa petugas sehingga untuk penginputan data masih terkendala, selain itu untuk proses penginputan data mulai dari komponen yang diperluas seperti NIK masih banyak kekurangan dikarenakan identitas yang dibawa pada saat imunisasi tidak lengkap itu akan berpengaruh pada saat proses penginputan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi pendataan secara digital tidak cukup jika  sasaran target penggunaan kurang menguasi dan komponen pendukung kurang lengkap maka akan berpengaruh pada hasil dari pendataan yaitu sertifikat vaksin.  

Yang dapat ditindaklanjuti yaitu perlu adanya kemampuan petugas puskesmas beradaptasi dengan teknologi  seperti diadakan pelatihan untuk penggunaan aplikasi ASIK dan juga penggunaan Microsoft Excel dengan sehingga semua data dapat tersusun secara rapi. Hal yang perlu ditindaklanjuti yaitu penegasan informasi membawa kartu keluaraga pada saat imunisasi karena dengan begitu dapat terlihat masyarakat mana yang tidak memiliki kartu keluarga