SUKSESKAN PERCEPATAN PROGRAM KEJAR DAN BIAN, MAHASISWA KKN TEMATIK UNDIP BERI PENYULUHAN TENTANG KIPI DAN PENANGANANNYA
Serang, Kejajar, Kab. Wonosobo (14/08/2022) – BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubella serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. BIAN dilaksanakan di Jawa Tengah sebagai upaya pemerintah untuk mencegah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Stigma negatif tentang pemberian imunisasi masih saja terjadi di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang enggan memberikan imunisasi pada anak mereka dengan alasan anak akan menderita atau sakit pasca diimunisasi. Tidak sedikit masyarakat, khususnya di Desa Serang masih memiliki stigma bahwa pemberian imunisasi merupakan sesuatu yang berbahaya. Hal ini didasarkan pada peristiwa anak demam, demam disertai nyeri, dan kulit bintik-bintik merah pasca pemberian imunisasi. Inilah yang melatarbelakangi mahasiswa KKN Tematik memberikan penyuluhan mengenai KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan Penangannya.
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan gejala medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi/imunisasi yang diduga terkait dengan vaksinasi/imunisasi yang diberikan. Gejala KIPI yang umum terjadi yaitu demam, demam disertai nyeri, dan kulit bintik-bintik merah. Penanganan KIPI berbeda untuk setiap jenisnya. Apabila anak demam maka penangannya perbanyak minum air putih dan gunakan baju tipis, ketika anak demam disertai nyeri maka berikan obat demam/nyeri, sedangkan jika kulit anak timbul bintik-bintik merah maka anak dianjurkan untuk mandi dan diberi bedak. Usai imunisasi anak disarankan untuk beristirahat yang cukup dan perbanyak mengkonsumsi air putih.
Sejalan dengan program pemerintah yaitu Percepatan Program Kejar dan BIAN, mahasiswi KKN Tematik Universitas Diponegoro, Desi Tri Purwanti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan program monodisiplin “Edukasi Masyarakat Mengenai KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan Penanganannya” di Desa Serang, Kec. Kejajar. Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan edukasi mengenai KIPI dan pencegahannya dengan maksud agar masyarakat Desa Serang mau mengimunisasikan anaknya dan tidak panik apabila anak terkena KIPI. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022 di Rumah Kepala Dusun Serangsari, Desa Kejajar. Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh 28 ibu-ibu yang memiliki balita. Peserta program ini tampak antusias dan aktif dalam mengikuti program ini.
Penyuluhan mengenai KIPI dan penangannya dilakukan dengan membagikam brosur yang berisi definisi KIPI, bagaimana KIPI terjadi, gejala dan penanganan KIPI, serta langkah menghadapi KIPI. Setelah mahasiswa KKN Tematik selesai memberikan penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian kuis kepada peserta untuk menilai sejauh mana pengetahuan peserta mengenai KIPI dan penangannya. Mahasiswa KKN Tematik juga memberikan apresiasi kepada peserta yang berani dan berhasil menjawab kuis dengan cara pemberian doorprize.
Menindaklanjuti program kerja monodisiplin Edukasi KIPI, Mahasiswa KKN Tematik juga melakukan edukasi mengenai KIPI dan penangannya secara door to door kepada peserta yang berhalangan hadir dalam acara sebelumnya guna mengoptimalkan edukasi yang dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2022 dengan jumlah peserta 15 orang. Mekanisme kegiatan ini hampir sama dengan edukasi sebelumnya namun dalam edukasi secara door to door mahasiswa KKN Tematik tidak memberikan kuis kepada sasaran edukasi. Kelebihan dari edukasi secara door to door daripada edukasi sebelumnya yaitu dengan edukasi secara door to door peserta lebih fokus.
“Saya sangat senang dan berterima kasih kepada Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro dengan adanya program ini dapat menambah wawasan bagi saya dan warga Dusun Serangsari, Desa Kejajar mengenai KIPI dan Penangannya”, ungkap Ibu Laila, selaku ibu Kadus Serangsari.
Melalui program ini warga berharap wawasan mengenai KIPI dan penanganannya bertambah, tidak terjerumus kepada mitos dan stigma negatif mengenai imunisasi dan masyarakat mau memberikan imunisasi pada anak mereka serta masyarakat tidak panik apabila anak terkena gejala KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).
Penulis: Desi Tri Purwanti (25000119120023) / Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Kesehatan Masyarakat 2019
DPL: Dr. drs. Syamsulhuda BM., M.Kes dan Dr. Adi Nugroho., M.Si