Inovatif ! Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Menciptakan Produk Kecantikan dengan Memanfaatkan Limbah Garam (Bittern) Menjadi Produk Sabun
Bittern adalah cairan pekat yang diperoleh dari hasil limbah pabrik garam dan jumlahnya sangat melimpah. Bittern mengandung berbagai mineral, mineral ini terjadi karena tidak ikut mengkristal saat pembuatan garam. Secara umum bittern mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh manusia seperti NaCl, MgSO4, MgCl2, KCl, dan NaBr dan unsur mikro seperti yodium, molybdenum, selenium, seng. Mineral-mineral yang mempunyai konsentrasi tinggi antara lain : magnesium (Mg), Natrium (Na) dan calsium (Ca). Bittern yang sudah diproses dapat digunakan sebagai suplemen minuman dan makanan, penggumpalan tahu, campuran air untuk berendam dan pengawet ikan.
Manfaat bittern untuk kecantikan meliputi scrub alami untuk facial, detoksi kulit, toner alami, mengobati jerawat, menghaluskan kulit. Bittern umumnya selama ini belum banyak dimanfaatkan, sehingga cukup mudah diperoleh dan murah. Pemanfaatan mineral-mineral dalam bittern suatu produk kecantikan sangat menguntungkan karena mengubah limbah produksi garam menjadi bahan yang lebih berharga secara ekonomis.
Sabun organik memiliki banyak manfaat bagi kulit yaitu kulit menjadi lembut, cocok untuk kulit kering, cocok untuk kulit sensitif, tidak menimbulkan alergi dan lebih ramah lingkungan. Bahan-bahan yang terkandung pada sabun organik dapat membuat kulit menjadi lebih lembut dibandingkan dengan sabun non-organik, dikarenakan sabun non-organik mengandung bahan kimia yang bisa membuat kulit menjadi iritasi, sedangkan sabun organik mengandung berbagai jenis oil yang membuat kulit menjadi lebih lembut. Selain itu, sabun organik juga sangat aman untuk semua jenis kulit tanpa efek samping. Gabungan dari Bittern yang mempunyai banyak mineral dan berbagai minyak alami dapat memenuhi kebutuhan kulit. Desa Kaliwlingi terkenal akan produksi garam rebusannya dengan produksi rata-rata garam rebusan 300-500 kg/hr. Salah satu pelaku usaha garam rebus yang turun temurun melakukan usaha ini adalah Ibu Dayuni. Beliau selain membuat garam rebus, dalam satu tahun terakhir ini mulai membuat produk kecantikan menggunakan garam rebus. “Saya dari lama ingin membuat sabun dari bittern mba tapi karena belum tau komposisi yang tepat jadi masih ragu untuk coba membuatnya” ujar Ibu Dayuni selaku pengusaha garam rebus. Dengan adanya bahan baku yang melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga mahasiswi tim KKN Tematik Undip bernama Almira Tara membuat ide inovatif dengan memanfaatkan limbah garam (bittern) menjadi produk sabun yang dapat dijual.
Sabun ini memiliki komposisi diantaranya yaitu minyak kelapa, minyak zaitun, dan bittern. Ketiga bahan ini memiliki sangat banyak manfaat bagi kulit dan sabun ini termasuk dalam sabun organik sehingga lebih ramah lingkungan. Manfaat kegiatan ini adalah untuk memberikan nilai tambah pada produksi limbah garam (bittern) serta menaikkan pendapatan pelaku usaha garam rebus dengan meningkatkan daya jual dan pemanfaatan bittern secara maksimal.