Mahasiswa KKN Undip Melakukan Edukasi Masyarakat Desa Teluk Awur tentang Hubungan Kanker dan Ikan Asin
Seperti yang kita ketahui, kanker adalah penyebab kematian kedua tertinggi setelah penyakit kardiovaskular di Indonesia. Kanker merupakan penyakit yang muncul akibat pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga menimbulkan tumbuhnya benjolan yang ganas pada jaringan sehat. Di Indonesia, kanker yang sering ditemukan adalah kanker serviks dan payudara (pada wanita) dan kanker prostat dan paru (pada pria). Adapun jenis kanker lain yaitu kanker nasofaring,kanker usus, kanker tulang, dan kanker darah.
Menurut World Health Organization (WHO), total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan kematian sebesar 234.511 kasus. Salah satu penyebab yang menjadi perhatian Yayasan Kanker Indonesia adalah kondisi lingkungan masyarakat yang tidak bisa lepas dari bahan karsinogen. Bahan karsinogen adalah bahan yang mampu menimbulkan kanker atau tumor ganas pada tubuh.
Bahan karsinogen dapat muncul akibat beberapa hal yaitu :
- Bahan Tambahan Pangan (Pengawet,Pemanis,Pewarna)
- Zat Aditif (MSG atau Vetsin)
- Proses Pengasinan untuk mengawetkan
- Proses Pembakaran dan Pengasapan
Hal yang menjadi perhatian beberapa peneliti yaitu proses pengawetan dan pemanggangan dapat menimbulkan zat karsinogen. Menurut Kasim pada tahun 2020, terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi ikan dan konsumsi daging asap dengan kejadian kanker nasofaring.
Mengapa Ikan Asin dan Ikan Asap?
Ikan Asin
Konsumsi ikan asin merupakan salah satu penyebab kanker nasofaring yang sering dilaporkan. Hal ini berkaitan dengan substansi karsinogen yang terdapat di dalamnya yaitu nitrosamin. Nitrosamin adalah molekul yang terdiri dari senyawa nitrit dan NO yang merupakan senyawa metabolik aktif CYP2E1.
Feng,et. al. dan Lau et. al. menjelaskan bahwa 62% pasien karsinoma nasofaring mengonsumsi secara rutin ikan asin dan 38% penderita kanker nasofaring secara rutin mengonsumsi daging asap dan makanan berkaleng. Orang yang mengonsumsi ikan asin >3 kali sebulan dapat meningkatkan risiko terkena KNF sebesar 1,7 – 7,5% lebih tinggi daripada orang yang tidak mengonsumsinya.
Ikan Asap
Proses pengasapan atau pemanggangan olahan daging dapat menimbulkan zat karsinogen. Mulanya, proses ini terjadi akibat lemak daging yang menetes ke bara api sehingga memicu terbentuk zat PAH (Polusiklik Aromatis Hidrokarbon). Sedangkan, proses pemanggangan hingga menimbulkan gosong dapat memicu terbentuk zat hetero amines yang merupakan zat karsinogen. Adapun proses lain yang memicu zat karsinogen adalah penggorengan menggunakan minyak berulang.
Bagaimana Proses yang Baik untuk Mengolah Makanan?
Menurut Kementrian Kesehatan, proses mengolah makanan yang baik adalah dengan merebus. Adapaun cara proses memanggang yang baik adalah :
- Menggunakan temperatur terendah
- Menghindari nyala api yang baru menyala
- Menggunakan panggangan listrik
- Menggunakan panggangan gas
- Menggunakan briket arang
Penggunaan alat dari timah/alumunium foil dapat menghindari lemak yang menetes ke bara api sehingga tidak akan memicu zat karsinogen.
Bagaimana Pengobatan Kanker Saat ini?
Pada masa kini, kanker dapat disembuhkan dengan berbagai jenis karena kemajuan teknologi. Untuk saat ini, pengobatan kanker yang lumrah dilakukan terbagi menjadi tiga metode diantaranya
- Pembedahan
- Kemoterapi
- Radioterapi
Saat ini pengobatan menggunakan radiasi atau radioterapi sudah banyak di gunakan karena memiliki beberapa keunggulan yang membuat pasien tidak merasa khawatir di antaranya
- Non-Invasif, artinya pengobatan kanker menggunakan radiasi tidak perlu pembedahan sehingga pasien tidak akan mendapat luka sayatan.
- Minim risiko, pengobatan dengan radiasi dapat meminimalkan risiko komplikasi dengan melakukan planning yang baik dan presisi
Dengan berbagai fakta yang ada, penting bagi masyarakat untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kanker baik yang sering maupun yang jarang di temukan. Untuk itu mahasiswa KKN Tematik Undip membuat sosialisasi terkait faktor penyebab Kanker guna edukasi dan pengenalan agar masyarakat dapat secara bijak mengolah makanan dan terhindar dari penyebab yang tidak diinginkan.
Penulis :
Andeska Purnama/24040119140083
Dosen Pembimbing KKN : Ir.Gentur Handoyo,M.Si.
Lokasi KKN : Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara