PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KREATIF DAN PEMANFATAAN LIMBAH KAYU BEKAS KAPAL BAGI MASYAAKAT GALANGAN KAPAL CV LAKSANA ABADI BATANG

Whats-App-Image-2022-11-21-at-9-09-56-AM

Batang, Jawa Tengah (2/10). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro (KKN UNDIP), Fadhila Thesa Ardiani, melalui program monodisiplin memperkenalkan pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi kreatif kepada masyarakat Galangan Kapal Kayu CV Laksana Abadi, Batang.

Istilah Ekonomi Kreatif kurang akrab di dalam wacana publik. Sekalipun nomenklatur ini telah menjadi salah satu dari unsur kementerian pada paruh kedua pemerintahan Presiden SBY, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetap saja belum dikenal dengan baik oleh setiap kalangan masyarakat Indonesia. Di samping memang istilah ekonomi kreatif merupakan hal yang baru dalam literatur ekonomi, usaha untuk mensosialisasikan bidang ini pun tampak belum maksimal. Pariwisata atau pertanian sebagai nomenklatur, jauh lebih dikenal dan dimengerti oleh masyararakat ketimbang ekonomi kreatif.

Kasus Indonesia dalam hal pembinaan Ekonomi Kreatif cukup menarik. Ekonomi Kreatif muncul dari atas (from above) melalui kebijakan negara. Tetapi bukan berarti kegiatan ekonomi kreatif baru muncul seiring dengan kebijakan pemerintah tersebut. Ekonomi Kreatif telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat, namun secara khusus mendapat perhatian dan pembinaan yang kuat.

Ruang lingkup ekonomi kreatif di Indonesia berdasarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2009 berbeda dengan di negara seperti Inggris, hal mana bidang penelitian dan pengembangan dimasukkan sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Di Inggris, bidang penelitian dan pengembangan tidak dimasukkan sebagai ruang lingkup Industri Kreatif, tetapi bidang konsultasi sudah dimasukkan sebagai bagian dari industri kreatif.

Pada lokasi galangan kapal sendiri, ekonomi kreatif yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat sekitar adalah dengan memanfaatkan limbah kayu bekas kapal yang kemudian dapat dijadikan berbagai produk souvenir ataupun kerajinan lainnya. Dari hasil wawancara dengan pemilik galangan kapal, beliau mengatakan bahwa limbah kayu yang sudah tidak terpakai hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Dengan adanya program monodisiplin ini, menambah wawasan terhadap pemanfaatan limbah kayu yang dapat meningkatkan pendapatan.

Whats-App-Image-2022-11-21-at-10-35-39-AM

Penulis : Fadhila Thesa Ardiani (Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomika dan Bisnis)
Dosen Pembimbing Lapang : Bapak Ari Wibawa Budi Santosa, S.T, M.Si dan Bapak Ocid Mursid, S.T, M.T.
Lokasi : Kecamatan Karangasem Utara, Kabupaten Batang.