Matang Namun Dibuang, Sirup Jambu Menjadi Solusi Mengurangi Wasted Food

Pertemuan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Petung

PETUNG – Jambu biji merah menjadi salah satu komoditas buah-buahan terbesar di Desa Petung, Kec. Pageruyung, Kab. Kendal. Memasuki masa panen, jumlah jambu yang dipanen rata-rata mencapai ratusan kilogram. Jambu mentah hijau menjadi pilihan utama bagi kelompok tani jambu untuk dipetik, nantinya jambu mentah akan didistribusikan ke wilayah di luar kendal seperti Semarang, Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Sedangkan jambu yang matang akan dikonsumsi secara pribadi atau dibuang begitu saja.

Jambu matang yang terbuang menjadi persoalan selama musim panen berlangsung, dan menyebabkan peningkatan waste di desa petung. Dalam pertemuan bulanan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang diikuti oleh TIM 1 KKN UNDIP, Supiyah selaku Ketua (KWT) Petung menuturkan persoalan yang dihadapi oleh kelompok tani adalah jambu yang tidak ada pengolahan lanjut. “Masalah yang ada disini adalah tidak adanya pengolahan jambu lebih lanjut misalnya seperti dijadikan sirup” ujar beliau.

Harapan dari Kelompok Wanita Tani adalah adanya informasi dan demonstrasi mengenai pembuatan sirup jambu yang dapat dikenalkan oleh mahasiswa KKN yang ada. “Maka dari itu saya ingin adanya seperti pembuatan sirup jambu agar bisa menyelesaikan masalah tentang jambu” tutur Supiyah setelah itu. Dengan adanya pengolahan sirup jambu diharapkan dapat menambah nilai pada jambu dan mengurangi makanan terbuang (wasted food).