Upaya Penerapan Konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Dalam Pengoptimalan Produksi Dan Keselamatan Kerja Dalam Area Produksi Mebel Mahogami
Dalam mengoptimalkan produksi area produksi mebel Mahogami di Desa Pekalongan, Kecamatan Batealit, Jepara diperlukan konsep yang sudah teruji di dunia perindustrian, oleh karena itu tim pengabdian masyarakat dari universitas diponegoro pada tahun 2017 melakukan penyuluhan penerapan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Upaya penerapan konsep 5S, dilakukan dengan penyuluhan yang dilakukan di perusahaan mebel, dengan berkerja sama dengan pemilik perusahaan, dan tim pengabdian masyarakat yang terdiri atas dosen dan mahasiswa menjelaskan pentingnya dan bagaimana 5S menjadi sebuah standar operasi di Jepang. Saat ini, program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai negara. Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini memusatkan perhatiannya terhadap pengurangan segala pemborosan (waste). 5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di tempat kerjanya.
Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke). Suksesnya 5S terletak pada sejauhmana orang melakukan 5S sebagai suatu kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya. Di bawah ini saya telah merangkum hal-hal penting untuk pelaksanaan program 5S berdasarkan beberapa literatur dan juga perspektif pribadi saat menyaksikan langsung aktivitas 5S di tempat kerja.
- Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas sampai level bawah.
- Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas.
- Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari sekedar program kebersihan maupun housekeeping management.
- Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya.
- Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan aktivitas 5S secara efektif.
- Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk menilai performance.
- Membutuhkan edukasi tentang konsep dan keuntungan aktivitas 5S.
Dengan penyuluhan ini Di harapkan para karyawan, manager, dan pemilik perusahaan tahu apa itu 5S dan kemudian mau melakukan perubahan pada SOP perusahaan sehingga dapat menignkatkan produksi.