Kuncup “Sekar” Penghasil Dollar dari Desa Bumirejo, Pemalang
Pemalang, 1 Agustus 2017 – Mahasiswa TIM Pengabdian Masyarakat UNDIP Desa Bumirejo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang telah melaksanakan survei kegiatan program kerja lapangan tentang pemanfaatan tanaman melati (Jasmimum officianale) yang ditanam oleh warga. Survei yang dilakukan adalah mengunjungi pemilik perkebunan melati dan para pengepul atau bakul melati. Melati (Jasmimum officianale) merupakan tanaman potensial yang banyak manfaatnya. Para petani di desa Bumirejo memanfaatkan hasil produksi melatinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri parfum dan teh
Bagian dari melati yang dimanfaatkan untuk bahan baku industri adalah bagian kuncup bunga yang belum mekar. Sedangkan bagian lainnya seperti bunga yang sudah terlanjur mekar, serta kuncup yang rusak, tidak termanfaatkan. Harga kuncup melati di pasaran pun beragam tergantung dari musimnya. Rentang harganya berkisar antara Rp 10 ribu hingga paling mahal mencapai Rp 150 ribu per kg.
Melihat situasi ini Mahasiswa Undip mengajak pemilik perkebunan melati serta masyarakat sekitar untuk mengolah sendiri bunga melati menjadi parfum. Proses pengolahan sisa panen melati menjadi parfum terdiri dari beberapa metode, yaitu menggunakan air rebusan melati kering kemudian dicampur dengan serai wangi (Cymbopogon citratus). Air rebusan tersebut lalu didiamkan selama 1 x 24 jam untuk didapatkan aroma melati serta warna yang tidak terlalu pekat. Rebusan melati ini dikemas dalam bentuk botol plastik.
Seperti pada prinsipnya, “sekar” dalam bahasa jawa artinya adalah bunga. Sekar di Desa Bumirejo merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi rupiah dengan pengolahan skala industri seperti parfum dan teh, atau dalam skala rumah tangga seperti pembuatan parfum rumahan yang diusulkan oleh Undip. Selain itu, sekar melati Desa Bumirejo juga dapat diekspor ke negara lain seperti Singapura untuk menjadi dollar.
(Perkebunan bunga melati Desa Bumirejo)
Editor : Fahmi Arifan, S.T., M.Eng