Green House untuk Kentangan Berseri
KAB. MAGELANG—Lingkungan tidak hanya milik individu atau kelompok tertentu, melainkan seluruh elemen sosial yang menginjakkan kaki dan menetap di lingkungan tersebut. Maka kesadaran untuk memelihara lingkungan diperlukan agar keseimbangan antara manusia dan alam tetap terjaga.
Sebagai bentuk nyata dari pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh Paguyuban Warga Kelompok Peduli Lingkungan Terpadu (PWK-PLT) Dusun Kentangan, Desa Banjarnegoro, adalah dengan menciptakan kawasan hijau yang disebut green house. Pembuatan kawasan ini dilandasi oleh keinginan warga untuk dapat membuat suatu wadah bagi warga sekitar untuk melestarikan Sumber Daya Alam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan konsumsi sehari-hari serta memiliki nilai estetika yang memikat mata para pengunjung green house.
Pengadaan “rumah hijau” yang bersamaan dengan pembentukan kawasan Bank Sampah ini dimaksudkan supaya warga yang berada di lingkungan desa tertarik untuk melakukan kegiatan pelestarian ligkungan dengan melakukan penanaman tumbuhan di sekitar rumah agar terlihat lebih hijau dan asri. Selain itu, warga juga diajak untuk menanam tanaman yang memberikan manfaat secara ekonomis, terutama dalam hal pemanfaatan tanaman sebagai kebutuhan konsumsi sehari-hari, sehingga warga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bahan masakan yang sebenarnya dapat ditanam sendiri di pekarangan rumah. Saat ini green house Dusun Kentangan sudah memiliki berbagai macam jenis tanaman untuk kebutuhan konsumsi, seperti obat-obatan dan bahan masakan, fasilitas komposter sebagai salah satu media tanam, serta tanaman hias yang terpajang di sisi depan green house.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung usaha pelestarian lingkungan dan juga mempertahankan green house sebagai sentra pembibitan serta penanaman, Tim II Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro pada hari Minggu (31/7), melakukan pengadaan media tanam biopori, membuat pembibitan tanaman obat, serta menghias kawasan Dusun Kentangan untuk menjadikan dusun Kentangan sebagai lokasi green house menjadi lebih hidup dan mendukung slogan dusun Kentangan, yaitu “Kentangan Berseri”. Diharapkan dengan adanya partisipasi tersebut, mahasiswa juga semakin sadar akan lingkungan yang semakin tidak tertata akibat perilaku antipati akan pentingnya kawasan hijau yang bersih dari sampah dan mahasiswa dapat memberikan contoh kepada masyarakat di sekitar mereka untuk tidak meremehkan permasalahan lingkungan yang selama ini tidak menjadi prioritas utama. (Banjarnegoro/Mertoyudan)