PENGRAJIN WAYANG GOLEK DESA WONOTUNGGAL
Wonotunggal – Senin (14/1/2019), berdasarkan saran dan informasi yang diberikan oleh perangkat Desa Wonotunggal, mahasiswa KKN Tim I Undip Desa Wonotunggal melakukan kujungan ke salah satu rumah warga di Dukuh Sumber yang merupakan rumah milik Bapak Subandi. Kunjungan ini merupakan survey primer yang bertujuan untuk mengetahui dan menggali potensi yang ada di Desa Wonotunggal secara langsung. Pak Subandi adalah seorang pengrajin atau pembuat wayang golek yang merupakan satu-satunya warga Desa Wonotunggal yang memiliki keahlian tersebut. Keahlian tersebut diperoleh oleh Pak Subandi dari kakeknya yang juga seorang pembuat atau pengrajin wayang golek.
Wayang golek yang dibuat oleh Pak Subandi berbahan dasar kayu, kain dan cat, dengan bentuk berbagai tokoh pewayangan jawa. Karya Pak Subandi ini pernah beberapa kali dipamerkan dalam expo Kabupaten Batang dan diliput dalam media koran lokal Pekalongan. Menjadi pengrajin wayang golek hanyalah pekerjaan sampingan Pak Subandi, dan saat ini pekerjaan utama Pak Subandi adalah sebagai penjahit di salah konveksi.
Pak Subandi sendiri sebenarnya telah lama tidak membuat wayang golek, meskipun telah ada beberapa permintaan dari pembeli. Hal tersebut disebabkan oleh faktor modal serta alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan wayang golek. Pak Subandi menjelaskan bahwa modal yang dibutuhkan dalam pembuatan wayang golek tidaklah sedikit, karena bahan dasar seperti cat dan kain yang digunakan tidak bisa dibeli dalam ukuran yang sedikit, terlebih cat merupakan bahan yang mudah mengering. Sehingga jika pesanan wayang golek tidak dalam jumlah yang banyak atau cukup, akan merugikan Pak Subandi. Kendala lain yang dirasakan oleh Pak Subandi sebagai pengrajin wayang golek adalah dalam hal pemasaran produk. Beliau tidak menjual wayang golek buatannya ke tempat atau toko lain, melainkan hanya dirumahnya saja yaitu hanya jika ada pesanan dari pembeli.
Pada dasarnya wayang golek merupakan kerajinan tradisional khas Indonesia yang saat ini keberadaannya sangat langka atau jarang ditemui. Wayang golek yang digunakan sebagai media hiburan pada suatu pertunjukan di masa lampau saat ini telah meredup kepopulerannya karena kalah saing dengan keberadaan pertunjukan modern seperti konser dengan berbagai genre musik seperti dangdut, pop, rock dan lainnya. Sebagai salah satu peninggalan budaya Indonesia, wayang golek harus tetap dilestarikan keberadaan dan eksistensinya meskipun tidak sepopuler pada masa lampau. Maka potensi yang dimiliki oleh Pak Subandi di Desa Wonotunggal ini tidak boleh disia-siakan dan perlu dikembangkan sebaik-baiknya. (Tim Desa Wonotunggal)
Editor : Ragil Saputra