MANISNYA SALAK SODONG
Sodong, Batang (18/1). Pada 18 Januari, Tim I KKN Undip 2019 Desa Sodong mengunjungi RW 2 Desa Sodong yaitu Silegok. Silegok terdiri dari empat RT dan berjarak cukup dekat dari Sodong. Perkebunan salak Sodong terbesar terdapat pada Silegok, dengan jumlah pohon salak lebih dari 500 pohon. Sehingga sebagian mata pencaharian warga Silegok adalah perkebunan dan pertanian. Hasil panen raya yang dihasilkan oleh perkebunan salak warga dapat memenuhi kebutuhan Pasar Kecamatan Bandar hingga pasar di beberapa Kabupaten Batang. Masih sama dengan beberapa perkebunan di Desa Sodong jenis tanaman yang dikembangkan bervariasi, mulai dari jagung, cengkeh, salak hingga coklat.
Salak yang dimiliki oleh warga merupakan bibitan dari Salak Pondoh dari Sleman, Yogyakarta. Salak yang dimiliki oleh warga terdapat salak lokal dan salak Sodong, salak lokal dikembangkan dengan biji dan salak Sodong dari cangkok yang dimasukan dalam tabung infus sebelum akhirnya tumbuh. Perbedaan salak lokal dengan salak Sodong adalah rasanya, rasa salak lokal lebih masam daripada salak Sodong yang terkenal dengan manisnya meskipun ukuran salak yang masih kecil. Beberapa tanda bahwa salak sudah matang dapat dilihat dari warnanya yaitu tidak terlalu hitam, sudah ada warna coklatnya. Bulan November dan bulan April merupakan waktu salak mulai matang dan panen raya.
Beberapa tahun yang lalu Silegok mampu memenuhi permintaan pasar akan cengkeh, dan menjadi salah satu jenis tanaman yang hampir dimiliki oleh setiap warga di pekarangan rumah. Namun seiring berkembangnya waktu dan sulitnya mencari pasaran, pemilik cengkeh akhirnya menebang pohon cengkeh dan menggantinya dengan salak. Silegok juga menjadi supplier cengkeh untuk Desa Silurah yang menghasilkan minyak cengkeh.
Editor : Ragil Saputra