Belajar Membuat Telur Asin dari Ibu Wastuni yang Melegenda

IMG_20190119_141009

Sabtu, 19 Januari 2019 Tim 1 KKN Undip Desa Kebandaran berkunjung ke usaha rumahan telur asin  milik ibu wastuni yang berada desa Kebandaran. Usaha telur asin sudah ditekuni Ibu wastuni  kurang lebih selama 20 tahun dengan jumlah produksi sekitar 100 butir telur setiap kali produksi. Proses produksi dilakukan 2 sampai 3 kali dalam seminggu yang dilakukan ibu wastuni sendiri tanpa dibantu karyawan.

Proses pembuatan telur asin terdiri dari 4 tahapan yaitu Sterilisasi telur bebek, pengasinan, pencucian dan perebusan. Sterilisasi telur bebek dilakukan untuk membersihkan kotoran – kotoran yang menempel pada telur serta memastikan bahwa cangkang telur tidak retak. Telur – telur yang sudah bersih kemudian dibalut dengan adonan yang sudah disiapkan untuk proses pengasinan. Adonan terbuaht dari serbuk batu bata merah yang dicampur garam dengan perbandingan 1:1 yang kemudian ditambah dengan air sampai bertekstur seperti pasta sehingga adonan mudah menempel pada telur. Telur yang sudah dibalut dengan adonan didiamkan selama 15 hari (maksimal) pada ember penyimpanan yang sudah disediakan. Setelah 15 hari  kemudian telur dicuci lalu disortir kembali untuk memisahkna apabila terdapat telur yang rusak. telur asin yang sudah bersih kemudian direbus dan siap dipasarkan. Ibu wastuni biasanya menjual produk telur rebusnya di pasar Mrican yang terletak di desa muncang kecamatan bodeh dengan harga Rp. 3.500,00/butir.

Penulis : Farid, Desa Kebandaran