Pelatihan Pengukuran Antropometri kepada Kader Kesehatan Desa Sedayu

sabila4

Foto 1. Kegiatan Edukasi dan Pelatihan Pengukuran Antropometri kepada Kader Kesehatan Desa Sedayu

Desa Sedayu memiliki 1 Puskesdes (PKD), 3 Posyandu, serta 14 orang kader kesehatan yang merangkap sebagai kader PKK juga. Pada awal tahun 2019, terdapat 6 orang kader kesehatan baru. Menurut wawancara dengan bidan desa, ketua kader kesehatan desa Sedayu, dan kepala desa Sedayu, menyatakan bahwa kurangnya sumber daya manusia pada Posyandu akibat jumlah kader yang terbatas dan setiap kader memiliki double jobdesk, menyebabkan penerapan 5 meja pada Posyandu Balita dan Posyandu Lansia tidak dapat berjalan dengan optimal. Berdasarkan kegiatan Posyandu Balita yang telah diikuti oleh mahasiswa menunjukkan bahwa pengukuran antropometri pada balita tidak berjalan dengan optimal dikarenakan hanya 2 sampai 3 kader kesehatan yang bekerja dengan efektif, sehingga penerapan sistem 5 meja pada kegiatan Posyandu tidak berjalan optimal. Selain itu pengisian buku Kartu Menuju Sehat belum diisi dengan lengkap, padahal pentingnya pengisian buku KMS dapat menunjang pemantauan tumbuh kembang balita.

Maka dari itu dengan adanya tambahan tenaga kader kesehatan di desa Sedayu, maka perlu diadakannya pelatihan pengukuran antropometri terhadap kader kesehatan di desa Sedayu. Selain itu Bidan Desa berharap mahasiswa dapat menjalankan program pelatihan pengukuran antropometri kepada kader kesehatan agar sistem 5 meja posyandu terutama dalam pengukuran antropometri pada Posyandu dapat berjalan dengan efektif dan maksimal.

Program ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Januari 2019 di Balai Desa Sedayu. Kegiatan dalam program ini antara lain pemaparan materi tentang pengukuran antropometri (pengukuran berat badan, tinggi badan, LILA, dan lingkar kepala). Pengukuran antropometri adalah pengukuran berat badan, tinggi badan, dan LILA yang menjadi dasar pengkajian gizi dalam asuhan medik. Dalam menentukan berat badan dan tinggi badan ideal sudah tercantum dalam buku KMS dan disesuaikamn dengan tabel berat badan dan tinggi badan ideal bayi.

  1. Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan alat timbang berat badan.

  1. Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan alat microtose

  1. LILA

Pengukuran LILA dilakukan kepada ibu hamil. Ukuran normal LILA yaitu 23,5 cm. Apabila ukuran LILA <23,5 cm maka ibu berisiko terkena KEK (Kekurangan Energi Kronik)

sabila5

Foto 3. Mahasiswa Mempraktikan Cara Pengukuran Antropometri kepada Kader Kesehatan Desa Sedayu

Lalu dilakukan praktik langsung pengukuran antropometri oleh mahasiswa dan kader kesehatan di desa Sedayu. Cara menimbang berat badan yang baik adalah posisikan pasien, geser bandul sesuai dengan berat badan pasien, dengan catatan pasien dalam posisi tidak bergerak-gerak. Untuk pengukuran tinggi badan yaitu minta pasien untuk melepas alas kaki, posisikan pasien berdiri tegak dengan posisi kepala, punggung, pantat, betis, dan tumit menempel di dinding, geser alat ke bawah pas dengan kepala, baca angka tinggi badan. Cara mengukur lila yaitu dengan melingkarkan pita LILA ke lengan bagian atas pasien.

Hasil dari program ini yaitu kader kesehatan terutama kader kesehatan yang baru dapat mempraktikan pengukuran antropometri dan menerapkannya di Posyandu Desa Sedayu. Sebagai luaran dari program ini adalah booklet tentang panduan pengukuran antropometri dan pengisian serta pembacaan KMS.  Evaluasi program ini dilakukan pada tanggal 6 Februari 2019 di Posyandu dusun Sandi dan 9 Februari 2019 di Posyandu dusun Sandi-Krajan. Hasil dari evaluasi tersebut yaitu kader kesehatan sudah dapat mempraktikan pengukuran antropometri dengan baik, walaupun beberapa bayi/balita masih belum bisa diukur tinggi badannnya.

EWS dan Sabila