Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Santri Ponpes Kyai Galang Sewu Tembalang Semarang
Tembalang, Semarang – (5/31/2018). Tingginya tingkat pernikahan dini di Tembalang Semarang membuat kekhawatiran mahasiswa Tim KKN Undip. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor
seperti paksaan orang tua, alasan ekonomi, pergaulan bebas, dan ejekan lingkungan mengenai sebutan perawan tua apabila belum menikah di usia dini. Tentu saja, hal itu sangat memprihatinkan karena dapat berbahaya bagi kehamilan dan psikologis Ibu kelak. Ancaman gangguan kesehatan mulai dari eklampsia, baby blues syndrome, hingga kanker serviks menghantui para remaja dengan pernikahan dini.
Melihat hal tersebut, disampaikan materi berupa kesehatan reproduksi dan bahaya menikah dini. Materi yang diberikan meliputi fisiologi organ reproduksi, cara menjaga kesehatan organ reproduksi, penyakit yang dapat diderita apabila melakukan pergaulan bebas, dan berbagai tips untuk mengendalikan psikis dari remaja sesuai kategori umur. Acara ini juga Tembalang Semarang. Bidan Desa, Ibu Ngatminah,berharap dengan adanya program ini angka pernikahan dini di Sumberagung dapat ditekan. Selain itu, masyarakat Tembalang sudah menyadari mengenai usia minimal pernikahan yang baik bagi kesehatan yaitu laki-laki 25 tahun dan perempuan 21 tahun.
Peserta pendampingan edukasi yang terdiri lebih dari 100 siswa Santri Ponpes Kyai Galang Sewu sangat antusias mengikuti program ini. Terbukti dari keaktifan peserta selama kegiatan. Seusai materi, diberikan kuis dengan hadiah berupa doorprize yang disediakan oleh Tim KKN. Siswa juga berpendapat materi ini sangat bermanfaat bagi masa depan mereka kelak.