KDRT? Bahayakah?
Petekeyan, Tahunan – Jumat siang pukul 14.00 diadakan pertemuan ibu-ibu PKK di balai Desa Petekeyan. Pada pertemuan hari Jumat itu cukup banyak anggota PKK yang hadir, kali ini ada 2 orang dari tim KKN yang akan ikut mengisi acara di pertemuan ini, Joshua Sitanggang dari Fakultas Hukum dan Lis Indriyani dari Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP).
Seperti kebiasaan di Desa Petekeyan, setelah acara dimulai dilanjutkan dengan tahlil bersama, setelah itu menyanyikan mars PKK. Lalu sambutan dari perwakilan anggota PKK dan petinggi Desa Petekeyan. Setelah selesai, Joshua melakukan sosialisasi mengenai KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Presentasi berkaitan dengan hukum –hukum yang menyangkut KDRT dan beberapa studi kasus KDRT. Beberapa ibu bertanya, salah satu pertanyaan yaitu (Apakah yang termasuk korban KDRT itu hanya perempuan saja?) Jawabannya (Tidak, karena Undang-Undang itu menekankan setiap orang, hanya saja yang diutamakan itu perempuan).
Setelah itu Lis Indriyani melakukan sosialisasi penyuluhan mengenai programnya yaitu Rumah Pangan Lestari yakni dengan mengajarkan tentang penanaman bibit tanaman hortikultura yang baik, diikuti dengan contoh bibit yang telah disemai dan praktek atau demonstrasi menanam tanaman sayur berupa terong, cabai dan pakcoy dalam polibag yang telah disiapkan media tanamnya berupa campuran pupuk kandang sapi, tanah dan arang sekam bakar. Beberapa ibu-ibu antusias mencoba praktik langsung.
Lalu program kedua Lis Indriyani adalah POC (Pupuk Organik Cair), yakni dengan memanfaatkan limbah air cucian beras (air tajin). Ibu-ibu biasanya membuang air bekas yang digunakan untuk mencuci beras, tetapi air cucian beras bisa digunakan untuk pupuk yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair yang memiliki manfaat untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Caranya adalah air cucian beras segar 1 liter ditambah gula pasir 1 sendok dan EM4 satu tutup botol yang berfungsi sebagai starter dekomposer dan diaduk sampai larut. Ibu ibu juga antusias dalam pembuatan POC ini dan segera ingin mencoba dan mengaplikasikannya di rumah dan lahan sendiri. Ibu-ibu juga aktif bertanya mengenai pertanian dan keluhan tanaman yang bermasalah. Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan foto dokumentasi ibu-ibu PKK bersama dengan TIM KKN UNDIP Desa