Alat infantometer Dari Kayu Bekas Limbah Industri Mebel

58199Jepara (4/8) – Sarana dan prasarana yang memadai sudah barang tentu dapat membantu meningkatkan validitas pengukuran antropometri yang dilakukan pada bayi/balita di posyandu. Kurangnya sarana dan prasarana dapat menyebabkan efek domino berupa alur kerja yang kurang teratur, mekanisme kerja yang kurang baik, hasil pengukuran yang tidak valid, kesalahan interpretasi, dan akhirnya dapat menyebabkan pola asuh yang salah.

58198Berawal dari keresahan tersebut Tim KKN II Undip di Desa Sinanggul, mengadakan pelatihan pembuatan infantometer sederhana berbahan dasar limbah kayu produksi mebel. Komang Gde Ardi Pradnya Septiawan, salah satu mahasiswa KKN dari program studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Melihat limbah kayu dari produksi mebel di Desa SInanggul yang sangat melimpah, namun belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan di sisi lain, sarana dan prasarana di posyandu masih sangat kurang.

58201Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu yang tergabung dalam kader posyandu di seluruh Desa Sinanggul dengan jumlah peserta kurang lebih 45 orang. Dengan bertempat di Aula Balai Desa pada Rabu, 1 Agustus 2019, kegiatan dimulai pada pukul 10.00 hingga 11.30 WIB. Kedepannya, diharapkan tidak ada lagi munculnya permasalahan yang diakibatkan oleh kinerja kader yang kurang baik termasuk pengukuran yang kurang tepat yang dapat menyebabkan hasil pengukuran tidak valid serta berdampak pada pelaporan yang tidak sesuai keadaan lapangan, tidak lengkap dan salah interpretasi status gizi yang nantinya juga dapat menyebabkan adanya kesalahan pola asuh.

editor : Romadhon S.Pi,M.Biotech

58200