Getasan, Lakukan Edukasi Toleransi Lewat Batik

Getasan (13/01) TIM I KKN UNDIP Desa Wates mengadakan kunjungan ke workshop Batik Syailendra di Dusun Gedad,Desa Wates, Kecamatan Getasan. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan UMKM yang berada di Desa Wates, sekaligus untuk melakukan wawancara mengenai proses pembuatan, pemasaran, dan eksistensi batik ini diwilayah Getasan. Dalam kunjungan tersebut, Tim KKN yang beranggotakan 6 mahasiswa ini mencoba rangkaian proses dari pembuatan batik syailendra tersebut, tidak disangka bahwa proses dalam pembuatan batik cap tersebut membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak sampai pada proses finishing dan packing.

“Kegiatan mencetak Batik ini sudah dimulai pada tahun 2015 dimana diprakrarsai oleh STAB ( Sekolah Tinggi Agama Buddha) Salatiga, awalnya STAB Salatiga mengadakan penyuluhan dan pemberdayaan kepada ibu – ibu sekitar Dusun Gedad  dalam pembuatan Batik Tulis, seiring dengan perkembangan zaman dan memperhatikan beberapa hal yang meliputi durasi pengerjaan,tingkat kesulitan pengerjaan, dan bahan baku maka beralih ke metode batik cap hingga sekarang” ungkap Ibu Fatimah atau yang akrab disebut Bu Kote sambil membilas kain yang sudah diwarnai orange tersebut. hal yang sangat disayangkan adalah keberadaan kegiatan membatik ini hanya diadakan ketika mendapatkan orderan saja, ketika orderan kosong, maka pegawai melanjutkan aktifitas mereka sebagai petani di Kebun.

Dalam proses pembuatan Batik tersebut, kami mendapati bahwa masih terdapat hal- hal yang kurang sesuai dengan standart K3, Selina Alta Mahasiswa (Kesehatan Masyarakat)menuturkan bahwa harus ada sosialisasi dalam hal standart kerja kepada para pegawai, pasalnya ia mendapati beberapa hal seperti ; Sarung tangan yang kurang memadai, Postur badan pekerja dan limbah. Dalam kesempatan itu pula kami mecoba untuk memberikan pengarahan agar nantinya produksi Batik ini sesuai dengan standart.

Selain mencoba untuk membantu pekerja dalam melakukan pembuatan batik, Mahasiswa Undip juga melakukan observasi kepada lingkungan sekitar, didapati bahwa lingkungan di Dusun Gedad merupakan masyarakat yang sangat plural, dimana pada dusun tersebut agama Muslim dan Buddha hidup berdampingan dan harmonis, kegiatan membatik ini juga mendapatkan respon dan dukungan yang baik oleh masyarakat sekitar, terbukti dari awal tahun dibentuk sampai sekarang, rumah produksi ini mengalami perkembangan yang pesat. Dapat disimpulkan bahwa Batik Syailendra Dusun Gedad merupakan cerminan dari eksistensi keberagaman dan toleransi umat beragama di Desa Wates.