Sayang Anak, Mari ke Posyandu !!

new-5

Kesehatan kini menjadi hak hakiki setiap orang, tak memandang jenis kelamin, keadaan ekonomi juga usia, baik tua maupun muda berhak sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat di Indonesia sudah dimulai sejak dalam kandungan hingga lanjut usia. Pos Pelayanan Terpadu atau sering disingkat Posyandu, menjadi wadah yang paling sederhana untuk memantau kesehatan bayi dan balita. Kini posyandu tidak hanya difokuskan pada bayi dan balita tetapi juga ibu hamil dan lansia.

Posyandu akan berfungsi sebagaimana mestinya jika timbul  kesadaran dari warganya untuk datang memantau kesehatan bayi dan balita mereka, seperti yang tampak pada desa Gebanganom yang menunjukkan antusiasme ibu-ibu membawa bayi dan balita mereka ke Posyandu. Desa ini memiliki tiga Posyandu bernama Posyandu Sari Anom 1 yang bertempat di Balai Desa, Posyandu Sari Anom 2 di Rumah Ibu , dan Posyandu Sari Anom 3 yang terletak di dusun Brongkahjati kediaman Ibu Sumanah di Dusun Brongkah Jati. Kegiatan pemantauan berat badan, tinggi badan dan cakupan imunisasi di dalam posyandu ini dilaksanakan setiap minggu kedua, ketiga dan keempat pada tiap bulannya dengan mengambil tempat secara bergiliran antara Posyandu Sari Anom 1, 2, dan 3.

Terhitung sebanyak 32 bayi dan balita hadir pada Rabu kemarin (18/01/2017) yang bertempat di Posyandu Sari Anom 3. Tangisan ketakutan senantiasa mewarnai raut wajah mereka ketika hendak ditimbang dan diukur panjang badannya. Tidak banyak balita yang bisa tenang saat dilakukan pengukuran antropometri tersebut. Bidan desa, Ibu Supiyati dengan dibantu seorang perawat dari Puskesmas Rowosari 1 dan lima kader kesehatan posyandu berusaha semaksimal mungkin menawarkan senyuman sembari memberikan pelayanan kepada bayi dan balita tersebut. Demi mengefektifkan dan mengefisiensikan waktu, para pemberi pelayanan membagi tugas menjadi, penimbangan dan registrasi yang dilakukan oleh kader, pencatatan hasil pengukuran, edukasi dan pemberian imunisasi yang dilakukan oleh bidan desa, serta peracikan obat yang dilakukan oleh perawat, sehingga kegiatan yang berlangsung kurang lebih 3 jam tersebut berjalan lancar. Pencatatan pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat membantu penilaian dan pemantauan kecukupan gizi bayi dan balita dengan melihat arah garis pada kurva berat badan-umur yang tersedia di sana.

Selain kegiatan dasar yaitu pengukuran berat badan dan tinggi badan, 8 dari 32 bayi dan balita yang hadir harus melengkapi imunisasi dasar mereka seperti Polio, BCG, campak, DPT, Hib dan Hepatitis B (pentavalent). Berbagai macam ekspresi terlukis di wajah para bayi, balita bahkan para ibu yang mendampingi anaknya. Ada yang menjerit-jerit jauh sebelum disuntik, ada yang baru menjerit setelah ditusukan jarum ke pahanya, ada pula yang tidak menangis sama sekali setelah diimunisasi. Uniknya lagi, tak hanya bayinya yang menjerit, bahkan ada seorang ibu yang turut menjerit dan merasa ketakutan, tidak tega melihat anaknya menangis menahan sakit. Namun, terlepas dari itu semua yang terpenting dari kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu ini adalah membantu anak itu tumbuh sehat, bugar dan normal sebagaimana mestinya.

 

Gebanganom, 19 Januari 2017