KKN UNDIP TOLOKAN UBAH LIMBAH KENTANG JADI BRIOBITANG

Selain diolah menjadi kuliner, ternyata kentang juga dapat menjadi bahan utama pembuatan briket. Menariknya lagi, yang dibutuhkan merupakan kulit kentang. Celah ini diambil oleh Tim 1 KKN Undip tahun 2020 Desa Tolokan. Hal tersebut tentu menjadi alternatif terbaik pengelolaan limbah di Desa Tolokan yang menempatkan kentang sebagai komoditas terbaik mereka. Dipaparkan pada Senin (27/1) di Balai Desa, BIOBRITANG (Bio-Briket dari Kulit Kentang) yang menjadi program unggulan tim terkait pun mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Khoirul AnamĀ  (Fisika angkatan 2016) yang menjadi penanggungjawab dari program ini rupanya telah melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan takaran yang tepat dari bahan-bahan pembuat briket. Beruntung, panen kentang tengah terjadi secara bergantian di Desa Tolokan, sehingga tidak kekurangan bahan dasar pembuatan briket yang berasal dari kulit kentang.

Sebelum melakukan eksperimen, Khoirul dan anggota tim KKN di desa terkait sempat melakukan survei di daerah perkebunan warga untuk mengamati komoditas utama di Desa Tolokan. Setelah mengetahui potensi perkebunan Desa Tolokan yang tak jauh dari produk kentang, barulah ide pembuatan briket tercetus.

Walaupun begitu, pembuatan sampel briket sempat mengalami kendala cuaca ketika masuk tahap pengeringan. Pada KKN dilaksanakan, Desa Tolokan hampir setiap hari mengalami hujan dan kabut, berdampak pada suhu dingin pegunungan yang semakin menjadi.

Tetapi, sebagai solusi, Khoirul mengeringkan bahan-bahan yang dibutuhkan menggunakan oven yang dibuat dari kaleng bekas. Hal tersebut dikarenakan produksi yang dilakukan masih dalam skala kecil. Jika produksi sudah berkembang, maka dapat digunakan oven sungguhan yang lebih besar.

Hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh Tim 1 KKN Undip tahun 2020 di Desa Tolokan pun dipresentasikan di Balai Desa pada senin (27/1). Tentunya, mendapat sambutan baik dari aparatur desa maupun komunitas masyarakat setempat.

Kedepannya, inovasi produk briket ini diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan limbah kentang. Agar semakin sedikit bagian kentang yang terbuang, sehingga potensi komoditas perkebunan ini dapat dimanfaatkan secara optimal.