Melawan dominasi sampah plastik di sungai
Karangmangu, Sarang (13/01/2020). Sungai Karangmangu, yang bertempat di Kampung Baru, Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, beberapa waktu ini menjadi sorotan publik dan media, di mana permasalahan utamanya yaitu sampah di sungai tersebut sudah tampak sangat memprihatinkan. Selain masuk dalam tiga media cetak besar nasional, sampah di sungai karangmangu ini sempat masuk dalam liputan salah satu berita TV daerah.
Bukan hanya sampah plastik dan organik, limbah kotoran manusia juga nampak berada di tumpukan sampah sungai. Desa Karangmangu sendiri sebagai tempat asal kediaman Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen adalah daerah pusat pondok pesantren di mana terdapat banyak pondok pesantren terkemuka, salah satunya adalah PP.Al-Anwar Sarang. Namun disayangkan kurangnya kesadaran masyarakat asli maupun santri di pondok pesantren, yang kurang dapat menjaga kebersihan terutama di sungai.
Foto : Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, saat memberikan
sambutan sebelum memulai kegiatan bersih sungai
Foto : Wagub Jateng, Taj Yasin M, saat melakukan pengambilan sampah di sungai
Setelah diadakan bersih-bersih oleh beberapa warga desa, perangkat serta mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang berada di Desa Karangmangu, akhirnya digagaslah acara bersih-bersih masal pada Jumat, 9 Januari 2020 oleh pemerintah kecamatan, dengan moto “Melawan sampah plastik di sungai”. Acara ini menghadirkan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Camat Sarang, Kepala Desa, Stakeholder, Mahasiswa KKN yang ditempatkan di Sarang, anak-anak SMP di Sarang, linmas, basarnas, BPD, dan pihak pondok pesantren atau santri. Total sekitar 40 mahasiswa KKN Universitas Diponegoro beserta 150 orang membersihkan sungai Kampung Baru.
Foto : Kegiatan bersih sungai yang berlangsung serentak
Kegiatan bersih – bersih dimulai dengan upacara bendera dan sambutan dari Camat Sarang dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Dilanjutkan dengan bersih-bersih yang dilakukan selama kurang lebih 1 jam. Pembersihan yang dilakukan sangatlah cepat di mana sungai yang diserbu hanya satu jam dapat membuat sungai berubah bersih secara drastis. Acara ditutup dengan makan bersama secara sederhana.
Sangat disayangkan adanya kegiatan kerja bakti dan bersih-bersih ini hanya berlangsung ketika viral dan itupun harus menunggu adanya respon dari petinggi provinsi, untuk membuat semua pihak peduli sementara hanya beberapa warga dan mahasiswa KKN yang diterjunkan di Karangmangu yang membersihkan 60% sungai Kampung baru dua hari sebelum muncul pengumuman oleh kecamatan. Padahal semua orang mengetahui bahwa sampah adalah sumber banjir, bau dan penyakit, sangat berpotensi untuk menjadi sumber bencana.
Foto : Keadaan sungaii Karangmangu Pasca Kegiatan
(Rev / Ear)