Mahasiswa KKN memberikan Pelatihan Penanganan Pertama pada Luka Bakar kepada Ibu Rumah Tangga (IRT) di Desa Kedungsugih
Kedungsugih (13/01) – Pertolongan pertama pada luka bakar merupakan tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan, mencegah kesakitan makin parah, dan untuk meningkatkan pemulihan. Namun terdapat kebiasaan masyarakat yang kurang tepat dalam menangani luka bakar, seperti mengoleskan dengan pasta gigi, mentega, kecap, minyak. es batu, dan masih banyak lagi persepsi yang kurang tepat.
Luka bakar penting ditangani secara tepat karena luka bakar merupakan trauma yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia. Luka bakar dapat terjadi dalam rumah tangga sehingga diperlukan pengetahuan serta penanganan yang tepat dari ibu rumah tangga.
Pelatihan pada bidang kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga dapat melakukan suatu sesuai dengan prosedur dalam promosi kesehatan yang tepat. Penanganan pertama luka bakar perlu diketahui oleh orang tua di rumah, khsusnya ibu rumah tangga yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah, seperti memasak, menyetrika, menjaga anak, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan alat dan bahan yang dapat menyebabkan luka bakar. Ketrampilan ibu dalam menangani anaknya yang mengalami luka bakar penting dimiliki agar anak cepat tertolong dan tidak menimbulkan keparahan.
Pelatihan penanganan pertama pada luka bakar dilakukan oleh mahasiswa KKN kepada beberapa ibu-ibu rumah tangga di Desa Kedungsugih. Kegiatan dilakukan bersamaan dengan kegiatana posyandu balita karena banyak ibu-ibu yang berkumpul. Terdapat 20 peserta pelatihan yang diberikan leaflet oleh mahasiswa KKN, 6 orang kader posyandu, dan 6 orang mahasiswa KKN lainnya.
Pelatihan dilakukan dengan memberikan contoh kepada ibu-ibu jika ada luka bakar yang terjadi untuk tidak memberikan pasta gigi, kecap, mentega, garam, dan bahan-bahan lain yang tidak tepat, tetapi segeralah siram dengan air mengalir atau rendam luka bakar dengan air yang memiliki suhu normal (tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin) hingga rasa panas pada kulit yang terbakar hilang, yaitu sekitar 15-20 menit. Setelah rasa panas di kulit hilang, barulah berikan salep atau krim yang dapat mengurangi infeksi atau keparahan luka atau dapat diberikan minyak tawon yang lebih mudah ditemukan di masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, meskipun adanya keterbatasan dalam alat peraga seperti air keran dan salep yang tidak tersedia, seluruh peseta yang merupakan ibu-ibu rumah tangga tetap antusias dalam menerima informasi yang diberikan mahasiswa KKN. Hal tersebut dibuktikan dengan pertanyaan yang dilontarkan terkait penanganan pertama pada luka bakar dan keingintahuan ibu-ibu dalam bagaiamana penanganan pertama pada luka bakar yang tepat.
Editor : Nurhadi Bashit, ST., M.Eng, Dr, Untung Sujianto, SKp., M.Kes., Prof. Dr. Ir. Florentina Kusmiyati, M.Sc.