Kendalikan Virus Kuning Cabai, Tim Pengabdian Undip Kenalkan Fungisida Eco-Friendly Pengganti Fungisida Kimia

Foto Bersama Kelompok Tani Dusun Kenteng

Sumowono (31/1/20)- Petani Desa Sumowono, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang mengeluhkan banyaknya tanaman cabai yang gagal panen akibat virus kuning cabai. Salah satu petani di Desa Sumowono mengungkapkan bahwa wabah virus kuning cabai sudah menjangkit cukup lama, “Sudah 20 tahun belum ada obatnya (virus kuning cabai),” ujar Imah, petani cabai yang mengalami gagal panen tahun ini.

Virus kuning cabai ditularkan oleh serangga vektor jenis kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci). Jika tanaman terserang pada umur muda, biasanya tanaman menjadi kerdil dan tidak berbuah dan tidak dapat kembali sehat. Tim Pengabdian Undip yang terdiri dari Dr. Dra Wilis Ari Setyati, M.Si, Bagas Rahmanda S.H, M.H,                          Fahmi Arifan, S.T, M.Eng beserta mahasiswa KKN Tim 1 Undip mengenalkan fungisida eco-friendly yang berbahan baku bawang putih dan jahe untuk mengendalikan virus kuning cabai.

Pemaparan Materi tentang penggunaan Fungisida Organik

Berlokasi di rumah Bapak Sutopo selaku ketua Kelompok Tani Sumowono di Dusun Kenteng, program pembuatan fungisida eco-friendly disambut dengan antusias oleh Kelompok Tani Desa Sumowono pada Kamis (23/1/20).       Sri Risdhiyanti Nuswantari salah satu mahasiswa KKN Tim 1 Undip 2020 pada pemaparan program menuturkan bahwa virus kuning cabai tidak dapat dihilangkan jika sudah menjangkit tanaman yang sehat, tetapi bisa dicegah dan dikendalikan dengan melakukan teknik budidaya cabai yang tepat dan menggantikan penggunaan fungisida kimia menjadi fungisida eco-friendly.“ Para petani di Desa Sumowono masih menggunakan fungisida kimia secara berlebihan dengan tujuan menghentikan penyebaran virus kuning cabai tanpa mengetahui dampaknya untuk tanaman, lingkungan dan kesehatan manusia” tambah Sri Risdhiyanti yang juga melakukan uji coba pembuatan fungisida organik pada kegiatan tersebut.

Jahe dan bawang putih memiliki bahan aktif bersifat antifungi dan antimikroba yang dapat mengendalikan virus kuning cabai. “Memiliki kandungan gingerol, shogaol, isogingerenon, asam kaprilat, gingerenon dan allicin, jahe dan bawang putih dapat digunakan sebagai fungisida eco-friendly untuk mengendalikan virus kuning cabai.” jelas Wilis Ari Setyati selaku ketua program pengabdian. Di akhir program Wilis mengajak Kelompok Tani Desa Sumowono untuk mengubah mindset bertani untuk menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan menggunakan fungisida eco-friendly yang memiliki kemampuan pembasmi seperti fungisida kimia tetapi minim efek samping diiringi dengan teknik budidaya cabai yang sesuai standar Dinas Pertanian.