Pengembangan Penanganan Sanitasi Lingkungan Desa melalui program pemilahan sampah organik dan anorganik

Mahasiswa Universitas Diponegoro mengajarkan pemilahan sampah organik di Desa Selojari, Grobogan.

GROBOGAN-Perilaku memilah sampah di Indonesia ternyata masih buruk. Masyarakat masih sulit membiasakan diri membuang sampah sesuai jenis. Padahal, memilah sampah penting agar sampah dapat kembali dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai guna.

“Kunci utama suksesnya pengelolaan sampah termasuk daur ulang itu adalah pemilahan. Yang paling baik adalah pemilahan yang bersumber di rumah, kantor, sekolah dan lainnya,” Fitri Mairiza, mahasiswa KKN Undip Desa Selojari Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Sabtu 20 Juli 2019.

Sampah organik merupakan sampah yang dapat membusuk seperti sisa dapur dan sampah makanan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari proses teknologi seperti logam, plastik, kaleng dan sebagainya.

 menyebut dua sampah ini jangan dicampur karena sampah anorganik sebenarnya bisa didaur ulang dan menjadi barang yang berguna.

“Ketercampuran dengan bahan organik bisa mengurangi nilai dan mengurangi kualitas. Itu akhirnya membuat material (sampah) yang harusnya bisa didaur ulang jadinya tidak bisa,” tambahnya.