Pelatihan Pembuatan Pestisida Ramah Lingkungan Dari Bahan Bahan Nabati Berupa bumbu dapur Kepada Ibu Ibu PKK
Semarang – Tim Pengabdian kepada Masyarakat KKN Undip tanggal 14 Juli 2019, melakukan Pelatihan Pembuatan Pestisida Ramah Lingkungan Dari Bahan Bahan Nabati Berupa bumbu dapur Kepada Ibu Ibu PKK untuk dapat memberikan pelatihan dan juga pendampingan kepada masyarakat Desa Kebowan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:
- Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
- Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
- Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
- Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam.
- Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
- Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
- Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
- Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.
Bahan-Bahan Pestisida Nabati
Bahan-bahan atau ramuan yang dapat digunakan untuk pembuatan pestisida nabati sangat banyak disekitar kita, diantaranya : bawang putih, pandan, kemangi, cabe rawit, tembakau, kunyit, kenikir, daun nimba, serai, lengkuas, daun sirsak, rimpang jariangau.
Output dari pengabdian ini dituangkan kedalam sebuah modul sehingga warga masyarakat desa Kebowan dapat membuatnya secara mandiri.