Pembentukan WPA (Warga Peduli AIDS) di Desa Pecusen
Pesucen, Petarukan, Pemalang (03/07/19). Pada hari Rabu telah dilakukan program kerja “Pembentukan WPA (Warga Peduli AIDS) di Desa Pecusen”, program kerja tersebut merupakan kegiatan bersama masyarakat untuk membentuk suatu kelompok yang menerapkan lingkungan sehat dalam bermasyarakat khususnya bagi penderita AIDS. Yang mana program ini dilakukan oleh Dhimas Andra Fahreza dari Tim II KKN 2019, kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat mengetahui bagaimana cara mengatasi dan mencegah tentang AIDS, serta diberikan pengetahuan tentang AIDS sehingga masyarakat tidak perlu takut untuk berinteraksi dengan pasien pengidap AIDS karena stigma yang buruk itu hanya kebohongan belaka.
Virus yang menggerogoti daya tahan tubuh seseorang, atau disebut juga human immunodeficiency virus (HIV), serta sindrom yang diakibatkannya, alias acquired immune deficiency syndrome (AIDS), sudah lama menghantui Indonesia. Dalam catatan pemerintah, kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pertama kali terekam di tahun 1987. Tiga dekade lebih sejak pertama kali ditemukan di negeri ini, jumlah ODHA yang tercatat kian meningkat.
Kenyataan jumlah ODHA yang terus bertambah dan penyebarannya yang kian luas memang miris. Namun, tak perlu terburu-buru bersikap ketakutan atau menghindar jika kerabat atau orang di sekitar Anda mengidap HIV/AIDS. Karena,kendati belum berhasil menemukan obat yang manjur melenyapkan HIV/AIDS, namun para ahli kesehatan di masa kini sudah mengungkap lebih jauh tentang penyebab dan apa saja yang patut dilakukan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Artinya. Anda tak perlu berlebihan jika suatu saat nanti harus hidup berdampingan dengan ODHA, baik di tempat kerja atau di lingkungan rumah.
Yang perlu diingat, berdekatan atau bersosialisasi dengan ODHA tidak akan menyebabkan Anda terinfeksi virus HIV. Sebab kenyataannya, virus HIV tidak akan mudah menyebar seperti virus flu atau sakit perut. Menurut para ahli medis, virus HIV hanya bisa ditularkan melalui kontak darah, air susu, sperma, ataupun cairan vagina.
Tiga media penularan terakhir lebih jelas bentuknya, berbeda dengan yang pertama. Air susu berpotensi menularkan virus HIV dari ibu yang sudah berstatus ODHA kepada bayinya. Sementara sperma ataupun cairan vagina hanya mungkin menularkan virus HIV kepada mereka yang melakukan hubungan seksual dengan ODHA.