Strategi Pembangunan Wilayah Perdesaan Berbasis Sumber Daya Pesisir

Kendal, Rowosari – Masyarakat Desa Sendang Sikucing Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal sebagian besar merupakan masyarakat dengan dua mata pencaharian yaitu nelayan dan bertani pada saat musim tertentu menjadi nelayan (sebagian besar anak buah kapal) dan di saat musim yang lain menjadi petani ( sebagian besar buruh tani), tanah dan kapal hanya dimiliki oleh sebagian kecil warga saja. Biasanya pemilik kapal juga memiliki tanah dan anak buah kapal menjadi buruh tani tergantung musimnya.

Permasalahan terbesar adalah masih sangat rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan kawasan pesisir, masyarakat lokal terkesan hanya sebagai “penonton” dalam pembangunan di kawasan pesisir. Hal ini menyebabkan masyarakat lokal kurang memiliki keterikatan dengan lingkungannya, terutama dalam hal mata pencaharian mereka, maka sering kali menjadi agak terabaikan terutama daerah perdesaan di kawasan pesisir.

Minggu (30/06/2019), Program Kemitraan Wilayah (PKW) 2019 Universitas Diponegoro yang di ketuai oleh Drs. Edy Yusuf Agung Gunanto, M.Sc., Ph.D. melaksanakan program “Strategi Pembangunan Wilayah Perdesaan Berbasis Sumber Daya Pesisir” Tim Pengusul bersama mitra pelaksana berupaya untuk mengembalikan peran aktif masyarakat lokal dalam pembangunan kawasan pesisir. Bersama dengan mitra pelaksana tim juga memberikan alternatif strategi pembangunan yang terintegrasi RPJM desa sehingga memberikan kesinambungan dalam pelaksanaannya.

Adapun metode pelaksanaan yang akan digunakan pada program PKW Universitas Diponegoro adalah dengan metode Logical Framework Approach (LFA). Alasan utama penggunaan metode LFA pada program PKW dikarenakan LFA mampu menghasilkan sebuah rancangan program yang konsisten dan realistis. Rancangan teresebut biasanya dikenal dengan nama Matriks Perencanaan Program.

Program.Target tahun Pertama adalah pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang membantu nelayan dalam mencari ikan yaitu alat Fish Finder dan penerapan Alat Cool Box dilaksanakan guna membantu para nelayan agar dapat mengetahui lokasi keberadaan ikan dan banyak membantu nelayan guna meningkatkan kualitas hasil tangkapan. Target tahun kedua adalah efisiensi produksi dengan penerapan alat pengasapan ikan yang termasuk pengolahan produk lanjutan agar produk tersebut lebih bertahan lama serta tidak mengurangi kandungan yang ada di dalam produk tersebut dan dapat dipasarkan lebih luas. Target tahun ketiga adalah efisiensi produksi serta peningkatan produktivitas dengan penerapan alat freezer box untuk menyimpan hasil tangkapan nelayan agar tetap segar dan dapat bertahan lama.