Peningkatan Literasi Media Sebagai Upaya Membentuk Masyarakat Anti Hoax di Kecamatan Petarukan
(07/08) Kegiatan berselancar di dunia maya saat ini menjadi hal yang sangat sering dilakukan bagi kebanyakan orang. Saat membuka gerbang ke dunia maya, ada satu hal yang harus ada di benak diri kita. Yakni tidak semua hal yang Anda baca di internet itu benar. Alasannya cukup sederhana, ada begitu banyak informasi atau berita palsu bertebaran atau hoax. Hal itu terjadi karena informasi sangat mudah untuk disebarkan di internet. Kata hoax adalah berasal dari Bahasa Inggris dan kini kerap muncul di berbagai media.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Saat ini, hoax adalah kabar palsu yang sering muncul di internet dan memiliki tujuan untuk menyebarkan kepanikan dan ketakutan massal. Kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Media penyebaran hoax internet pertama yang diketahui adalah via email, biasanya berisi peringatan akan hal sebuah klaim palsu. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama pada smartphone dan media sosial, jenis hoax di internet semakin banyak dan berbahaya.
Kalau tidak hati-hati, pengguna dunia maya atau netizen dapat dengan mudah termakan tipuan hoax tersebut. Bahkan malah bisa ikut menyebarkan hoax, yang tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban fitnah. Dikutip dari www.liputan6.com
Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro memberikan edukasi tersebut kepada masyarakat di Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Upaya ini dibuat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan timbulnya sebuah berita hoax yang belakangan ini sering terjadi di dunia maya.
Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.Hum selaku penanggung jawab dari acara tersebut, menilai bahwa berita hoax dapat dicegah dengan hanya mengikuti sebuah sumber berita yang terpercaya dan ternama. Serta dapat memeriksa kembali berita yang terdapat pada sumber yang tidak meyakinkan. Harapannya, dengan adanya edukasi tersebut masyarakat dapat lebih menjaring kembali berita yang ada di dunia maya, serta antisipatif terhadap berita yang tidak benar.