PENGUATAN EKONOMI KREATIF MASYARAKAT KAMPUNG BATIK DESA GEMAWANG KABUPATEN SEMARANG

Semarang, Jambu – Desa Gemawang yang berlokasi di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Gemawang berada pada ketinggian 700 m dpl dan berjarak 8,5 km dari ibukota kecamatan Gemawang; 19,5 km dari ibukota kabupaten. Desa Gemawang memiliki 8 dusun yang terdiri dari 8 rukun warga (RW) dan 44 rukun tetangga (RT), meliputi 1.469 rumah tangga, dengan jumlah penduduk 5.196 jiwa, terdiri dari 2.585 jiwa laki-laki dan 2.611 jiwa perempuan.

Warga Gemawang awalnya, hidup menjaadi petani kopi, sampai di tahun 2006 mereka mendapatkan pelatihan membatik oleh yayasan losari. Respon yang baik dari pasar, membuat sebagian besar warga menjadikan batik sebagai pekerjaan sekunder mereka. Di tahun 2008, semua pengrajin batik gemawang bersepakat mendirikan KBU Nyi Ageng Pandanaran. Batik gemawang memiliki 28 motif untuk batik cap, dan untuk kain, setiap kainya berbeda motif, sehingga batik gemawang memiliki sisi eksklusifitas.

Warga Gemawang menghadapi beberapa masalah dalam proses produksi batik, seperti: pada proses pewarnaan, kelompok UKM ini kesulitan bersaing di pasar online, keterbatasan kreativitas penciptaan motif batik, hambatan dalam pencatatan transaksi dan keuangan, pencatatan inventory masih dilakukan secara manual, dan Ibu-ibu Desa Gemawang (sebagian besar adalah istri pengrajin batik) berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan tetap.

Sabtu (04/05/2019), KKN PPM di ketuai oleh Dra. Ana Irhandayaningsih, M.Si. melaksanakan program pengabdian masyarakat “Penguatan Ekonomi Kreatif Masyarakat Kampung Batik Desa Gemawang Kabupaten Semarang”. Program ini bertujuan untuk melakukan revitalisasi kelompok pengrajin batik tulis yang ada di Kelompok Belajar Usaha (KBU) Nyi Ageng Pandanran desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

Fokus kegiatan adalah transfer iptek guna : (i) perbaikan proses pewarnaan (produksi batik) dengan mengaplikasikan alat bantu yang ergonomis dan efisien, (ii) perbaikan foto produk dan peningkatan teknik pemasaran online, (iii) peningkatan kreativitas desainer dengan menerapkan software JBatik, (iv) perbaikan manajemen pembukuan dan inventori melalui penggunaan perangkat lunak, dan (vi) pemanfaatan limbah perca kain batik.