PELATIHAN BATIK ECOPRINTING UNTUK TINGKATKAN EKONOMI WARGA

PEMALANG-Batik pupuler dikalangan masyarakat Indonesia, namun dalam produksi batik menggunakan pewarna kimia yang menghasilkan limbah berbahaya untuk lingkungan. Kemudian dicarilah penggunaan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan sekitar lingkungan, seperti bunga, daun.
“Untuk mendapatkan warna dan corak alami, dapat dilakukan dengan ecoprinting,” Dr. Ir Suzanna Ratih Sari M.A, dosen pembimbing KKN Tematik tahap II Undip di Desa Cibelok, Kabupaten Pemalang.
Program ini diusung oleh Sri Rezki Sakinah bersama temannya, Dyah Ayu Larasati dalam bentuk pembuatan Selendang Batik dan Outer Batik teknik ecoprint. Teknik ini cukup unik, dengan mereplika tumbuhan ke kain. Ecoprint dapat menghasilkan karya batik yang memiliki nilai seni tersendiri, mampu menghasilkan ciptaan – ciptaan baru yang kreatif dan inovatif dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen dan pasar.
Teknik ecoprinting dilakangan peserta yang kebanyakan dari ibu PKK Desa Cibelok terdengar masih asing dan membuat penasaran. “Teknik ecoprinting ini dapat memberikan variasi motif batik di Indonesia. Serta dapat menjaga lingkungan sekitar desa dari cemaran bahan kimia,” katanya,
Untuk proses batik ecoprinting dilakukan dengan beberapa teknik seperti teknik pukul, teknik kukus, dan teknik fermentasi daun. Untuk teknik pukul dapat dilakukan dengan memilah daun atau bunga yang memiliki kandungan pigmen banyak dan bentuk menarik, seperti daun jati, kersen, belimbing dan banyak lagi.
Masukkan kain dalam cairan air cuka, kemudian tempelkan daun dan daun ke kain yang sudah disiapkan. Lalu pukul menggunakan kayu, atau benda tumpul lainnya agar warna dalam daun dan bunga menempel ke kain.
“Ada teknik kukus yang lebih mudah, dengan mengatur daun dan bunga ke kain yang sudah di siapkan. Atur sesuai keinginan dan gulung, ikat dengan karet. Kukus kira-kira 2 jam dengan api sedang,” ungkapnya.
Perenerapan pembuatan batik dengan teknik unik ini dapat menjadi pangsa pasar sendiri motif batik. “Batik ecoprinting ini bisa diterapkan untuk bersaing di pasar batik,” ujarnya.